WAW! Bahasa Nasal Bakal Dijadikan Kamus Translate ke Bahasa Indonesia
Kades Tanjung Betuah Kecamatan Nasal Syahrizal Pahlipi, S.Sos berikan penghargaan kepada Kantor Bahasa Bengkulu beberapa waktu lalu terkait Bahasana Nasal.Foto: IST/RKa--
NASAL - Kantor Bahasa Bengkulu melakukan revitalisasi bahasa daerah Bengkulu dialek Nasal (Kecamatan Nasal). Program ini untuk melindungi warisan leluhur dari pengaruh budaya barat. Program revitalisasi bahasa daerah ini telah dilakukan sejak 2022 lalu.
Melibatkan Pemda Kaur, Kantor Camat Nasal, Pemerintahan Desa (Pemdes) Tanjung Betuah, tokoh masyarakat hingga tokoh agama.
Selama 2 tahun lebih melakukan revitalisasi ini. Bahasa daerah Kecamatan Nasal telah dikumpulkan sebanyak 2.700 kata lebih. Menariknya, bahasa Nasal nanti akan dibuat menjadi kamus translate ke Bahasa Indonesia.
Tentu ini akan menjadi salah satu kebanggaan Kabupaten Kaur, khususnya eks Marga Nasal. Karena Bahasa Nasal akan diketahui secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Kades Tanjung Betuah Syahrizal Pahlipi, S.Sos mengatakan, program revitalisasi bahasa daerah nasal ini sudah memasuki tahap penyusunan menjadi kamus translate oleh Kantor Bahasa Bengkulu.
BACA JUGA:Jangan Bakar Hutan, Ada Dampak Buruknya, Ini Penjelasan Kapolsek
BACA JUGA:Disdikbud Kaur Menggelar Pembekalan Guru Penggerak
Sebelum bahasa daerah Nasal resmi dicetak menjadi kamus, Kantor Bahasa Bengkulu akan mengirimkan sampelnya terlebih dahulu.
Untuk dicek penulisan kalimat, huruf hingga penempatan titik dan komanya. Jika semua sudah valid baru akan dicetak, sebaliknya jika masih ada kesalahan maka akan diperbaiki lagi.
"Pengecekan kalimat, huruf dan penempatan tanda baca, koma dan titik nanti. Melibatkan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dewan guru hingga pihak pemerintahan. Agar bahasa nasal yang dijadikan kamus nanti benar-benar valid," jelasnya.
Lanjutnya, setelah bahasa daerah nasal dicetak menjadi kamus. Maka masuklah ke tahapa pembakuan bahasa. Pembakuan bahasa ini bermaksud agar pemakaian atau penggunaan bahasa daerah yang tepat, efesien dan cermat.
Di sisi lain, pihaknya juga berharap kedepan pemerintah bisa membuat program pengajaran bahasa daerah nasal di tingkat SD atau SMP.
Agar bahasa daerah nasal ini bukan hanya sebatas dilestarikan dalam bentuk tulisan. Tetapi juga lestari dari bentuk pengucapan. Selain itu, dengan dibuatkan program pengajaran akan menjadi sejarah baru bagi masyarakat nasal.
"Pembelajaran bahasa daerah di tingkat sekolah. Mulai sekarang seharusnya mulai diadakan. Agar bahasa daerah tidak hilang ditimpa zaman. Seperti di sekolah jawa mereka sudah menerapkan pembelajaran bahasa jawa," tegas dia.*