Angka Stunting Masih Tinggi, 1.000 Hari Pertama Kehidupan Menentukan

IST/RKa -- ANTRE : Ibu-ibu sedang gendong anaknya antrian mengambil makanan bergizi untuk anaknya.--

RADAR KAUR - Berdasarkan data stunting di Indonesia masih sangat tinggi sampai saat ini. Hal itu berarti pemenuhan kebutuhan nutrisi yang layak didapatkan oleh anak-anak di Indonesia masih di bawah standar.

Karena masih tinggi angka stunting tersebut, Pemda Kabupaten Kaur sudah melaksanakan pencegahan stunting dengan melakukan berbagai macam kegiatan, melalu Dinas Kesehatan Kaur. Dengan memberikan makanan yang bergizi pada anak SD, ibu hamil, ibu menyusui dan memberikan tablet tambah darah untuk remaja putri.

Dengan melakukan langka tersebut, di Kaur diharapkan dapat terbebas dari stunting. Karena stunting dapat berpengaruh kurang baik pertumbuhan pada anak. 

Dikutip dari laman www.its.ac.id, dalam pencegahan stunting pada anak dengan memberikan nutrisi yang terpenuhi dengan baik, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang dan simulasi psikososial yang tidak memadai.

Apabila seorang anak memiliki tinggi badan lebih dari -2 standar deviasi median pertumbuhan anak yang telah ditetapkan oleh WHO, maka, ia dikatakan mengalami stunting. Oleh karena cegah stunting dengan mengikuti anjuran petugas kesehatan. 

Masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat begitu juga di Kabupaten Kaur harus serius melakukan berbagai macam pencegahan. Supaya anak-anak bebas dari stunting dan pertumbuhannya normal. 

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Artinya, sekitar satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting. Angka tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%.

Upaya penanganan stunting di Indonesia, pemerintah sendiri sudah menargetkan program penurunan stunting menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang. Memenuhi target tersebut merupakan sebuah tantangan besar bagi pemerintah dan rakyat Indonesia di tengah pandemi ini.

Terlebih lagi, aktivitas di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) harus lebih maksimal guna mengatasi stunting. Ini ada kaitan dengan kondisi ekonomi akibat pandemi sehingga kekurangan makanan yang bergizi. Nah agar terhindar dari stunting, anak-anak harus makan bergizi dan seimbang. (*/man)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan