Sawit Jantan, Ternyata Ini Biang Kiroknya

Ilustrasi--

RADAR KAUR - Dengan telah terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan, maka kelapa sawit akan mengeluarkan banyak bunga jantan. Agar hal itu tidak terjadi maka saat musim kemarau pemberian nutrisi pada tanaman sawit sangat diperlukan. 

Ciri-ciri pohon kelapa sawit terdampak iklim kering biasanya memunculkan beberapa gejala seperti, munculnya lebih dari dua daun tombak, banyaknya bunga jantan, gagal tandan, pelepah sengkleh, aborsi bunga, penurunan kualitas tandan, dan pengeringan pelepah.

Dikutip dari infosawit.com dengan judul “Antisipasi Musim Kering Supaya Produksi Kelapa Sawit Tetap Selangit”. Dalam artikel dijelaskan, kelapa sawit sangat tergantung dengan iklim supaya menghasilkan produksi tinggi, lantaran iklim yang ekstrem dapat berdampak signifikan terhadap produksi kelapa sawit. 

Sebab itu perlu ada antisipasi guna menghadapi kondisi tersebut. Tentu dalam mengatasi kondisi tersebut sawit harus diperhatikan nutrisi yang dibutuhkan. Sehingga saat perubahan iklim sawit tetap berproduksi. 

Dari penelitian dan evaluasi yang dilakukan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), tahun 2019 lalu terdapat El Nino lemah, kondisi ini terjadi hingga 2020, terjadi fluktuasi pada September 2022 Februari 2023, atau terjadi 3 tahun berturut-turut. Dengan kondisi yang ada maka produksi kelapa sawit menurun. 

Tetapi kemarau basah cenderung meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit 1-2 tahun setelah kejadian kemarau basah. Selain itu, masih merujuk prediksi iklim untuk periode Juni hingga Agustus 2023, telah terjadi El Niño dan IOD positif, kombinasi kedua fenomena ini menyebabkan penurunan curah hujan yang signifikan. Contoh kejadian serupa terjadi pada tahun 1997, 2006, dan 2015, di mana terjadi penurunan curah hujan yang cukup signifikan di berbagai daerah di Indonesia, terutama pada periode Juli hingga Oktober 2015.

Dimana tahun-tahun tersebut Provinsi Jambi menjadi wilayah yang dipengaruhi oleh ENSO dan dampak kekeringan cukup signifikan terhadap produksi kelapa sawit pada kejadian El Niño 2015 silam sangat menurun. Selain Provinsi Jambi juga Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur mengalami hal serupa. Tentu bagi petani yang terus melakukan perawatan saat terjadinya El Nino di Indonesia pada Bulan Agustus 2023 kemarin maka dipastikan akan tetap berproduksi kebun kepala sawitnya. (*/ujr)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan