Janji Adalah Hutang, Inilah Sahabat Rasulullah Terkabul Janjinya

ILUSTRASI: Anas bin Nadhar salah satu sahabat Rasulullah SAW yang menepati janjinya dalam Perang Uhud.--

RADAR KAUR - Melansir laman digest.republika.co.id, Selasa (28/11). Ada salah satu sahabat Rasulullah SAW yang menepati sebuah janjinya di Perang Uhud. Karena janji itu adalah hutang, sebagai penyelasalannya dalam Perang Badar.  Anas bin Nadhar tidak ingin terulang, maka dia selalu mencari tentang kondisi terkini perperangan kaum muslimin. 

Alkisah, sejak melihat Rasulullah pada peristiwa Baitul Aqabah. Anas bin Nadhar yang merupakan paman dari Anas bin Malik sudah sangat mencintai Rasulullah. Namun sayang, dia tak ikut serta dalam Perang Badar yang memiliki kedudukan istimewa dalam sejarah Islam. Begitupun sahabat-sahabat yang mengikuti memiliki kedudukan istimewa. Ini lah yang membuat penyelasalan seorang Anas bin Nadhar.

Anas bin Nadhar lalu bermunajat agar Allah SWT menyampaikan umurnya pada perang lainnya  bersama Rasulullah. Dirinya bersumpah akan mengikuti perang itu dengan segala upayanya.

Apa yang harapkan Anas bin Nadhar terkabul. Anas ikut pergi bersama Rasulullah SAW dalam perang Uhud. Kala itu, Anas bin Nadhar betemu dengan Sa’d bin Mu’adz yang bertanya padanya “Wahai Abu Amr, hendak kemanakah engkau?” Anas bin Nadhar menjawab. “Semerbak aroma surga sudah kucium di kaki gunung Uhud,”.

Dalam perang Uhud inilah Anas bin Nadhar bergerak tangkas ke sana kemari untuk memenuhi janji yang pernah diucapkannya kepada Rasulullah beberapa tahun sebelumnya. Dalam tempo singkat, sekujur tubuh paman Anas bin Malik ini telah penuh dengan hujaman tombak dan sabetan pedang sampai akhirnya ia pun gugur sebagai syahid,” seperti dalam Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia yang ditulis cendikiawan Muslim asal Turki, Muhammad Fethullah Gulen.

Dalam perang di Gunung Uhud ini. Banyak syuhada yang sulit dikenali wajahnya. Semisal Hamzah, Mush’ab bin Umair, Abdullah bin Jahsy dan Anas bin Nadhar. Bahkan Anas bin Nadhar hanya dapat dikenali oleh saudara perempuannya lewat jari tangannya

Anas bin Malik menjelaskan bahwa pamannya itu bertempur sampai gugur. Hingga sekujur tubuh pamannya itu terdapat lebih dari delapan puluh luka sabetan pedang dan tikaman tombak serta anak panah. Anas bin Malik mengatakan bahwa sampai bibinya yakni Rubayyi binti Nadhar tak bisa mengenali saudaranya sendiri yakni Anas bin Nadhar kecuali lewat jari tangannya.

Istimewanya, di saat yang sama turun firman Allah SWT pada Rasulullah SAW. Yang artinya, "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya)". (QR.AL AHZAB:23).

Kalangan sahabat Rasulullah SAW meyakini,  ayat itu turun berkenaan dengan Anas bin Nadhar dan para syuhada Uhud lainnya.

Itulah kisah singkat tentang sahabat Rasulullah SAW yang bernama Anas bin Nadhar. Semoga kisah ini memberikan inspirasi dan memperluas wawasan pembaca setia Radar Kaur. Wassalam. (*/yie)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan