Mengenang Evina: Kisah Sedih Mobil Listrik Buatan Indonesia yang Gagal Produksi

Evina mobil listrik buatan Indonesia yang gagal produksi. -Sumber foto : palpos.disway.id-

Evina menunjukkan adaptasi yang baik terhadap kehidupan kota yang serba cepat dengan opsi pengisian baterai cepat yang hanya memerlukan tiga puluh menit dan pengisian normal selama empat hingga lima jam

Performa dan Keandalan

BACA JUGA:Masalah Ekonomi, Suami Tega Mutilasi Istrinya Sendiri, Begini Kronologinya

Dengan mesin berkapasitas 900 cc atau 50 house power, mobil ini dapat mencapai kecepatan maksimal 120 km/jam.

Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Hatta Rajasa telah menguji coba EVina dan menyatakan bahwa itu siap untuk digunakan, menunjukkan keandalan dan kesiapan teknologi untuk digunakan secara lebih luas.

Rencana dan Harapan

Evina akan hadir di konferensi APEC ke-12 di Bali pada November mendatang. Mobil ini siap menjadi pemain utama di pasar otomotif Indonesia dengan rencana produksi massal yang dimulai pertengahan tahun 2013 dan target produksi awal antara 1.000 hingga 2.000 unit.

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendukung industri kendaraan listrik nasional dengan memberikan insentif bea masuk untuk komponen impor yang digunakan dalam produksi Evina.

Evina tersedia dengan harga mulai dari 135 juta hingga 200 juta rupiah, menjadikannya sebagai pilihan yang terjangkau bagi banyak keluarga Indonesia.

BACA JUGA:Teknologi Hibryd Terkini, Yamaha Grand Filano 2024 Punya Performa Unggul, Harga Terjangkau

Sayangnya, produksi massal Evina hanyalah sebuah rencana. Jangankan 1.000 unit, 16 unit prototipe saja tidak dapat dirampungkan Dasep tepat waktu.

Selain itu, mesin Evina yang sudah jadi tidak ideal karena hanya mampu berlari dengan kecepatan 29 km/jam.

Dasep kini harus menerima hukuman 7 tahun penjara dengan denda Rp200 juta subsider tiga bulan, dan ganti rugi sebesar Rp17,1 miliar.

Seorang alumnus Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu dianggap telah menggelapkan dana yang seharusnya dialokasikan untuk mengembangkan mobil listrik. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan