Musim Hujan Petani Sawah Bingung, Kok Bisa?

Tingginya intensitas hujan selama beberapa hari terakhir mulai mengairi sejumlah hamparan persawahan tadah hujan di Kecamatan Kaur Tengah. Diantaranya hamparan sawah Air Kandis Desa Padang Hangat Kecamatan Kaur Tengah.--

DOK/RKa

BAJAK: Petani padi Desa Tanjung Pandan Kecamatan Kaur Tengah memgemburkan lahan persawahan, beberapa hari lalu.

 

KAUR TENGAH - Tingginya intensitas hujan selama beberapa hari terakhir mulai mengairi sejumlah hamparan persawahan tadah hujan di Kecamatan Kaur Tengah. Diantaranya hamparan sawah Air Kandis Desa Padang Hangat Kecamatan Kaur Tengah. Kondisi ini telah memungkinkan untuk memasuki musim tanam. Hanya saja keterbatasan modal untuk pengadaan bibit, juga persiapan lain menjadi kendala yang ditemui petani.

Zailan (56) warga Desa Padang Hangat Kecamatan Kaur Tengah mengungkapkan, walau masalah pengairan sawah mulai terselesaikan. Pihaknya tak memiliki dana yang cukup  untuk kebutuhan pengadaan benih. Juga upah memgemburkan lahan dengan handtrakor. Ini lantaran telah terpakai untuk persiapan musim tanam jelang musim keramau, tiga bulan lalu.

"Jelang musim kemarau. Sawah sudah ditraktor dan benih padi sudah disemaikan. Tapi penanaman benih tidak bisa dilakukan karena kemarau yang berkepanjangan. Jadi semuanya terbuang percuma. Karenanya kini bingung untuk memenuhi kebutuhan modal awal memasuki musim tanam," ungkap Zailan, Rabu (15/11).

Hal yang sama diungkapkan M Hatta (45) warga Desa Kemang Manis, kini sedang mencari pinjaman bibit padi pada petani yang baru melakukan panen. Begitu juga pinjaman dana kebutuhan lain melakukan penanaman padi. Seperti upah handtrakor dan pengadaan pestisida juga pupuk.

"Lagi cari pinjaman modal dulu dengan keluarga. Kalau dapat melakukan penanaman padi. Kalau tidak ya apa boleh buat. Mungkin harus libur dulu bersawah," tandasnya. (yie)

 

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan