TPID Provinsi Bengkulu Gelar HLM, Gunanya untuk Antisipasi IdulFitri 2025

Rapat tingkat tinggi atau High Level Meeting yang digelar TPID sebagai antisipasi Idul Fitri 2025. Sumber foto: koranradarkaur.id--
BACA JUGA:Beras Penyumbang Inflasi Terbesar Bengkulu, Ini Saran BPS pada Pemda dan TPID
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, menilai bahwa langkah-langkah yang dibahas dalam rapat ini sangat penting untuk terus menggaungkan upaya pengendalian inflasi.
Salah satu langkah konkret yang diambil adalah kerja sama antara Bulog dan Dinas Pertanian dalam menyerap produksi pangan lokal.
"Ini salah satu langkah untuk bagaimana pengendalian inflasi ini terus bergaung. Dan yang terakhir, tadi juga ditandatangani kesepakatan antara Bulog dengan Dinas Pertanian. Bagaimana kemudian produksi yang banyak oleh para petani di Bengkulu khususnya bisa diserap oleh Bulog. Untuk stabilitas harga juga menjaga pasokan, karena tadi pemerintah sudah menetapkan harga pembelian yang rasanya sangat baik. Bulog juga bisa berperan untuk menjaga cadangan beras pemerintah," ujar Wahyu.
Selain pangan, isu LPG juga menjadi perhatian utama dalam pengendalian inflasi. Wahyu menjelaskan bahwa LPG sering kali menjadi penyumbang inflasi karena harga beli di pasaran berada di atas harga eceran tertinggi (HET).
"Berkait gas LPG, ini bakal jadi penyumbang inflasi karena harga belinya di atas HET. LPG ini selalu menjadi perhatian, sehingga perlu pengawasan dan langkah strategis agar ketersediaannya tetap terjaga dengan harga yang stabil," pungkasnya.