Sahabat Rasulullah yang Tabah, Jadi Guru Ilmu dalam Pengorbanan

ILUSTRASI: Khabbab bin Arats salah satu sahabat Rasulullah SAW yang mendapat siksaan keji dari kaum kafir Quraisy--

RADAR KAUR - Mengutip laman khazanah.republika.com, Minggu (12/11). Khabbab bin Arats adalah seorang pandai besi yang ahli membuat alat-alat senjata, terutama pedang. Senjata dan pedang buatannya dijualnya kepada penduduk Makkah dan dikirimnya ke pasar-pasar.

Sejak masuk Islam, Khabbab mendapatkan kedudukan yang tinggi di antara orang-orang yang tersiksa dan teraniaya. Ia mendapat kedudukan itu di antara orang-orang yang walau pun miskin dan tak berdaya.

Tetapi berani dan tegak menghadapi kesombongan, kesewenangan dan kegilaan kaum Quraisy. Dengan keberanian luar biasa, Khabbab memikul tanggung jawab semua itu sebagai seorang perintis.

Sya’bi berkata, "Khabbab menunjukkan ketabahannya, hingga tak sedikit pun hatinya terpengaruh oleh tindakan biadab orang-orang kafir. Mereka menindihkan batu membara ke punggungnya, hingga terbakarlah dagingnya.”

Kafir Quraisy telah merubah semua besi yang terdapat di rumah Khabbab yang dijadikannya sebagai bahan baku untuk membuat pedang, menjadi belenggu dan rantai besi. Lalu mereka masukkan ke dalam api hingga menyala dan merah membara, kemudian mereka lilitkan ke tubuh, pada kedua tangan dan kedua kaki Khabbab.

Pernah pada suatu hari ia pergi bersama kawan-kawannya sependeritaan menemui Rasulullah SAW, bukan karena kecewa dan kesal atas pengorbanan. Hanyalah karena ingin dan mengharapkan keselamatan.

Rasulullah SAW pun duduk, mukanya jadi merah, lalu sabdanya: "Dulu sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang disiksa, tubuhnya dikubur kecuali leher ke atas. Lalu diambil sebuah gergaji untuk menggergaji kepalanya, tetapi siksaan demikian itu tidak sedikit pun dapat memalingkannya dari agamanya. Ada pula yang disikat antara daging dan tulang-tulangnya dengan sikat besi, juga tidak dapat menggoyahkan keimanannya. Sungguh Allah akan menyempurnakan hal tersebut, hingga setiap pengembara yang bepergian dari Shana’a ke Hadlramaut, tiada tahut kecuali pada Allah SWT."

Khabbab dengan kawan-kawannya mendengarkan kata-kata itu, bertambahlah keimanan dan keteguhan hati mereka. Dan masing-masing berikrar akan membuktikan kepada Allah dan RasulNya hal yang diharapkan dari mereka, ialah ketabahan, kesabaran dan pengorbanan.

Demikianlah, Khabbab menanggung penderitaan dengan sabar, tabah dan tawakkal. Orang-orang Quraisy terpaksa meminta bantuan Ummi Anmar, yakni bekas majikan Khabbab yang telah membebaskannya dari perbudakan. Wanita tersebut akhirnya turun tangan dan turut mengambil  menyiksanya.

Suatu hari Rasulullah SAW lewat di hadapannya. Sedang besi yang membara di atas kepalanya membakar dan menghanguskannya. Hingga kalbu Rasulullah SAW bagaikan terangkat karena pilu dan iba hati. Rasulullah SAW kemudian berdoa, "Ya Allah, limpahkanlah pertolonganMu kepada Khabbab!"

Dan kehendak Allah SWT pun berlaku. Selang beberapa hari, Ummi Anmar semacam penyakit panas yang aneh dan mengerikan. Menurut keterangan ahli sejarah ia melolong seperti anjing. Orang-orang memberi nasihat. Satu-satunya jalan atau obat yang dapat menyembuhkannya dengan menyeterika kepalanya dengan besi menyala. 

Itulah kisah singkat tentang sahabat Rasulullah SAW yang bernama Khabbab bin Arats. Semoga kisah ini bisa menambah wawasan pembaca setia Radar Kaur. (*/yie)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan