Tiga Negara BRICS Kuasai Ekonomi Dunia, Rusia Nomor Empat Negara Terkaya

KORANRADARKAUR.ID - Dalam laporan terbaru dari World Economic Outlook yang diterbitkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF), Rusia mencatatkan pencapaian signifikan dengan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia berdasarkan paritas daya beli (PPP). 

Data ini menunjukkan bahwa Rusia kini mengungguli Jepang, yang menduduki posisi kelima.

Hal ini juga mencerminkan dampak dari sanksi Barat yang tampaknya tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Rusia.

Menurut IMF, produk domestik bruto (PDB) Rusia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 3,55% dari total PDB global dalam hal PPP.

BACA JUGA:Indonesia Ajukan Diri Bergabung dengan BRICS, Apa Keuntungannya?

BACA JUGA:KTT BRICS ke-16: Tantangan Baru Dolar, Perhatikan Dampak Ekonomi ke AS

Di atasnya terdapat China dengan pangsa 18,8%, Amerika Serikat 15%, dan India 7,9%.

Pencapaian ini menandakan bahwa Rusia berhasil menggeser posisi sejumlah negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Jerman dalam beberapa tahun terakhir.

Evgeny Balatsky, kepala Pusat Penelitian Ekonomi Makro di Universitas Keuangan, mengungkapkan pentingnya langkah Rusia dalam menerapkan substitusi impor yang agresif dan membangun produksi domestik.

Hari ini kami harus menerapkan substitusi impor yang agresif dan membangun produksi kami sendiri.

Oleh karena itu, tempat keempat Rusia cukup bagus, ujarnya dalam wawancara dengan Rossyiskaya Gazeta.

Sementara itu, Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, mencatat bahwa pangsa negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) dalam PDB global, yang diukur dengan PPP, terus meningkat menjadi 36,7%.

Data dari IMF menunjukkan bahwa pangsa PDB global negara-negara G7 yang mencakup Kanada, Prancis, Jepang, Italia, AS, Inggris, dan Uni Eropa telah mengalami penurunan drastis dari 50,42% pada tahun 1982 menjadi hanya 29% pada tahun 2024.

Dalam laporan yang sama, IMF juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Rusia untuk tahun 2024 menjadi 3,6%, naik dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,2%.