Ratu Wilhelmina sempat mengalami nasib yang sangat buruk sehingga dia dianggap sangat merana. Setelah menikah dengan Duke Henry, Ratu Wilhelmina sempat keguguran.
Dia kemudian mengandung lagi, tetapi dia jatuh sakit karena demam tifoid.
Kembalinya Ratu Wilhelmina ke Belanda Ketika kekuasaan Jerman berakhir pada 1945 disambut dengan antusias.
Kondisi kesehatan Ratu Wilhelmina mulai menurun tak lama setelah Indonesia merdeka. Dia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan jabatan.
Ratu Wilhelmina menyerahkan takhtanya kepada sang anak, Putri Juliana, pada 4 September 1948 dan terus berkuasa hingga 1980.
Meskipun Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia, hubungan bilateral mereka masih kurang baik. Masyarakat menolak keras upaya Belanda untuk memperkuat pertahanan wilayah terakhirnya di Indonesia.
Pada 6 Mei 1960, demonstrasi mahasiswa muncul di depan Kantor Komisaris Tinggi Belanda.
Pada saat itu, ada sekitar 800 orang yang terbunuh, menyebabkan kerusakan mulai dari perabotan kantor hingga potret kenegaraan pemimpin Belanda.
Gambar-gambar Ratu Wilhelmina dan Ratu Juliana yang dibuat oleh Sierk Schröder dan Henricus Pol dilepas dari tembok dan rusak parah.*