KORANRADARKAUR.ID - Sama-sama Suku Baduy tapi kok ada Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar, lantas apa perbedaannya ya?
Salah satu suku di Indonesia yang masih mempertahankan kebudayaan nenek moyangnya adalah baduy. Suku Baduy tinggal di Provinsi Banten. Nama Baduy awalnya diberikan oleh peneliti Belanda.
Nama Baduy diduga berasal dari kata Arab Badawi yang berarti orang yang berpindah-pindah atau nomaden. Yang pada akhirnya nama Baduy melekat Masyarakat. Suku Baduy terdiri dari Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Kebudayaan yang ada di suku baduy menjadi salah satu etnis yang paling mencuri perhatian. Masyarakat Baduy tinggal di suatu pemukiman yang bernama Desa Kanekes, Kecamatan leuwidamar, Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Suku Baduy memiliki banyak budaya, tradisi dan cara hidup yang unik.
Dikutip dari nasional.tempo.co, perbedaan antara suku Baduy Dalam dan Baduy Luar dapat dilihat dari kebiasaan dan adat istiadat yang diterapkan oleh masing-masing kelompok. Seperti namanya, Baduy luar sudah di pengaruhi oleh budaya modern.
Untuk membantu kehidupan sehari-hari, Ketua Adat atau biasa disebut dengan Jaro memberikan izin kepada penduduknya untuk menggunakan barang elektronik dan produk buatan pabrik.
BACA JUGA:Hayo Siapa yang Belum Tahu, Ternyata Ini Loh Suku Bangsa Asli dari Provinsi Bengkulu!
BACA JUGA:Belum Banyak yang Tahu, Ini Perbedaan Khodam Leluhur dengan Khodam Amalan
Mereka juga biasanya lebih ramah dan senang menerima orang dari luar, bahkan orang asing, untuk menginap.
Sedangkan, masyarakat Baduy dalam lebih tertutup dan menolak pengaruh budaya dari luar. Masyarakat Baduy Dalam memegang teguh konsep pikukuh yang merupakan aturan adat yang isi terpentingnya mengenai keapaadaan.
Sebuah gagasan atau konsep bahwa tidak ada perubahan sekecil mungkin atau sama sekali tidak ada perubahan.
Banyak pantangan masih sangat ketat karena aturan ini diterapkan secara mutlak dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Baduy Dalam memiliki tiga kampung yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar semua masyarakat.
Pu'un sebagai ketua adat tertinggi, dan Jaro sebagai wakilnya yang bertanggung jawab atas tugas ini.