RADAR KAUR - Saat awal Rasulullah SAW menyebarkan agama Islam di Kota Mekkah. Beragam cara dilakukan kafir Quraisy untuk menghentikan dakwahnya.
Seperti menyiksa fisik dan mental kaum muslimin agar kembali menyembah berhala. Hingga cara halus menberikan iming-iming yang menggiurkan.
Melansir laman resmi Nahdatul Ulama (NU) di alamat website nu.or.id, Jumat (8/11). Salah satu pemuka Quraisy, Utbah bin Rabi’ah. Dia merupakan pemuka Bani Abdus Syam.
Pentolan di Kota Mekkah ini sebenarnya memiliki hubungan keluarga dengan Rasulullah SAW. Dia adalah cucu dari Abd Syam, saudara Hasyim yang merupakan kakek buyut Rasulullah SAW.
Utbah dikenal sebagai pribadi yang bijaksana, cerdas, ramah dan bisa bekerjasama dengan musuh. Oleh karenanya, ketika Utbah menawarkan diri untuk menjalankan strategi baru itu, maka para tokoh kafir Quraisy mengamininya.
Singkat cerita, Utbah bin Rabi’ah lalu menemui Rasulullah SAW yang saat itu tengah berada di dalam kawasan Ka’bah. Ia mendekat dan duduk di samping Rasulullah.
Pada kesempatan itu, Utbah langsung melancarkan strateginya. Memberikan beberapa iming-iming atau penawaran kepada Rasulullah SAW. Sebagai imbalannya, Rasulullah SAW harus menghentikan dakwahnya.
Ada empat penawaran yang diberikan Utbah kepada Rasulullah SAW.
Pertama, harta. Jika Rasulullah menginginkan harta, maka Utbah dan para tokoh Makkah akan memberikan semua hartanya sehingga beliau menjadi orang terkaya di Makkah.
Kedua, kemuliaan. Para pembesar Makkah juga siap menjadikan Rasulullah sebagai orang yang paling mulia diantara mereka, jika beliau menghendakinya.
Ketiga, kerajaan. Jika yang diminta Rasulullah adalah kerajaan, maka mereka siap menjadikannya sebagai raja mereka.
Keempat, obat paling mujarab. Mereka juga siap menyiapkan obat dan tabib yang paling ‘tokcer’ manakala Rasulullah tertimpa penyakit yang tidak bisa diobati sendiri.
Rasulullah mendengarkannya secara seksama. Setelah menyampaikan beberapa iming-imingan tersebut, Utbah bin Rabi’ah terdiam. Rasulullah bergeming dengan semua iming-iming yang ditawarkan Utbah tersebut.
Beliau tidak menginginkan dan tidak tertarik sama sekali dengan semua tawaran yang diiming-imingkan Utbah. Rasulullah lantas bertanya kepada Utbah.