Perilaku anak-anak yang sering menyaksikan adegan kekerasan dan pornografi cenderung lebih mudah emosi, agresif, cemas dan bahkan dalam beberapa kasus anak-anak bisa meniru perilaku adegan tersebut.
Padahal, perilaku tersebut pasti akan menyimpang dari moral yang ada.
2. Kurangi Produktivitas
Game ini bersifat adiktif yang menyebabkan pemainnya kecanduan untuk terus-menerus memainkan game tersebut.
Akibatnya, anak-anak yang sudah kecanduan game itu akan terus memainkannya selama mungkin sampai-sampai mereka tidak melakukan hal lain selain bermain game.
BACA JUGA:Kapal Perintis Gagal Sandar di Dermaga Linau, Pembangunan Milyaran Mumbazir
BACA JUGA:Coklit Mata Pilih Pilkada Bengkulu 91%, Ini Penjelasan Ketua KPU Bengkulu
3. Picu Gangguan Kesehatan
Karena kecanduan game tersebut, anak-anak bahkan bisa lupa untuk makan, mandi dan tidur. Ini tentu bisa memicu terjadinya gangguan kesehatan.
4. Salah Pemahaman
Adanya adegan-adegan dewasa pada game itu memberikan risiko pada anak-anak terhadap pemahaman yang salah tentang seks.
Kurangnya anak akan pemahaman tentang seks dapat mendorong anak-anak untuk terlibat dalam praktik seksual yang berisiko tinggi.
Dengan begitu, banyak anak-anak di bawah umur yang menjadi korban penyalahgunaan seksual, yang dapat menyebabkan dampak traumatis dan masalah kesehatan mental.
Itulah sejumlah alasan kenapa game viral Sakura School Simulator mengalami kontroversi. ***