RADAR KAUR - Melansir laman khazanah.republika.co.id, Kamis (30/11). Terkisah tentang sahabat Rasulullah SAW dari kalangan Muhajirin Mekkah, Khalid bin Sa’id bin Ash.
Keluarganya memiliki pengaruh besar di kalangan Quraisy. Amal masuk Islamnya pemuda pemuda ini berawal saat ia bermimpi akan didorong masuk ke kobaran api oleh ayahnya, Sa’id bin Ash.
Suatu hari, setelah bangun di pagi hari Khalid masih berada di tempat tidurnya. Dia sedang memikirkan sebuah bunga tidur dahsyat yang baru dialami.
Dalam mimpi ini, dirinya berdiri di bibir nyala api yang besar. Sedang ayahnya dari belakang hendak mendorongnya ke arah api itu. Kemudian dilihatnya Rasulullah SAW datang ke arahnya.
Urusan Allah SWT itu lalu menariknya dari belakang dengan tangan kanannya yang penuh berkah hingga tersingkirlah ia dari bahaya.
Setelah sadar, segera ia menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk menceritakan mimpinya itu. Mimpi seperti itu sebetulnya tidak memerlukan ta’bir lagi.
Abu Bakar berkata kepadanya, "Sesungguhnya tak ada yang kuinginkan untukmu selain dari kebaikan. Nah, dialah Rasulullah SAW. Ikutilah dia, karena sesungguhnya Islam akan menghindarkanmu dari api neraka!".
Khalid pun pergilah mencari Rasulullah SAW sampai menemukan tempat beliau, lalu menumpahkan isi hatinya, dan menanyakan tentang dakwahnya.
Kata Nabi, "Hendaklah engkau beriman kepada Allah yang Maha Esa semata, jangan mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Dan engkau beriman kepada Muhammad, hamba-Nya dan Rasul-Nya.
Dan engkau tinggalkan penyembahan berhala yang tidak dapat mendengar dan tidak dapat melihat, tidak memberi mudharat dan tidak pula manfaat."
Khalid lalu mengulurkan tangannya yang disambut oleh tangan kanan Rasulullah SAW dengan penuh kemesraan, dan Khalid pun berucap, "Aku bersaksi bahwa tak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad Rasul Allah."
Saat Khalid memeluk Islam. Belum ada orang yang mendahuluinya kecuali empat atau lima orang. Dengan begitu m ia termasuk dalam lima orang angkatan pertama pemeluk Islam.
Masuk Islamnya seorang putra Sa’id bin Ash. Menyebabkan Sa’id jadi bulan-bulanan penghinaan dan ejekan bangsa Quraisy. Ini juga menggoyang kedudukannya sebagai pemimpin.
Oleh karena itu dipanggilnyalah anaknya lalu bertanya, "Benarkah kamu telah mengikuti Muhammad dan membiarkannya mencaci tuhan-tuhan kita?"
Jawab Khalid, "Demi Allah, sungguh ia seorang yang benar dan sesungguhnya aku telah beriman kepadanya dan mengikutinya."