Pada abad ke-16 pelabuhan Gresik mempunyai arti sangat penting dalam perdagangan dan penyebaran agama Islam.
Banyak pedagang dari luar Jawa, seperti dari Maluku (ternate, Hitu), Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain datang ke Gresik untuk berdagang dan belajar agama Islam di pesantren Sunan Giri.
BACA JUGA:BARU! 5 Motor Listrik Bisa Menempuh Jarak Jauh
BACA JUGA:Motor Listrik Berkapasitas Baterai Besar, Ini Jenis dan Harga Tebarunya
Setelah kembali ke daerahnya, mereka berusaha menyebarkan agama Islam disertai para santri yang sengaja dikirim secara khusus oleh Sunan Giri.
Di antara mereka adalah para pedagang dari Makasar dan Bugis. Maka masuklah agama Islam ke Sulawesi yang diterima oleh para penduduk pantai tempat aktivitas perdagangan berlangsung.
Tak hanya menyebar di pulau Sulawesi melalui hubungan dagang, Islam juga menyebar melalui dakwah para Ulama Kerajaan Goa.
Beberapa ulama Kerajaan Goa di masa Sultan Alaidin begitu terkenal karena pemahaman dan aktivitas dakwah mereka.
Mereka adalah Khatib Tunggal, Datuk ri Bandang, datuk Patimang dan Datuk ri Tiro.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Mobil Tiga Baris untuk Keluarga, Simak Jenisnya
BACA JUGA:MUDIK AMAN! Perhatikan Tipsnya Agar Sampai Tujuan dengan Selamat dan Terhindar Macet
Dapat diketahui dan dilacak dari nama para ulama di atas, yang bergelar datuk-datuk adalah para ulama dan mubaligh asal Minangkabau yang menyebarkan Islam ke Makassar.
Pusat-pusat dakwah yang dibangun oleh Kerajaan Goa inilah yang melanjutkan perjalanan ke wilayah lain sampai ke Kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
Itulah ulasan singkat tentang masuknya Islam di Pulau Sulawesi.