Dalam hal penyakit DBD, pemerintah harus benar-benar segera mencari solusi agar hal serupa tidak terulang. Apalagi, korban yang meninggal dunia itu masih anak-anak.
BACA JUGA:LUAR BIASA! Jelang Berbuka, Begini Kegiatan Bermasyarakat Polres BS
BACA JUGA:SMAN 4 Kaur Bukber, Begini Pesan Kepsek
"Jangan cuman sosialisasi saja, cari solusi terbaik. Ini kewajiban pemerintah," tegasnya.
Berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten BS, terhitung sejak Januari hingga pertengahan Maret 2024, total ada sebanyak 101 kasus DBD di wilayah BS.
Kadis Kesehatan BS Didi Ruslan, S.KM melalui Kabid P2P Isman Jayadi, S,ST, MM menyebutkan, penyakit menular jenis DBD masih mewabah di Provinsi Bengkulu.
Tak terkecuali di Kabupaten BS dengan total 101 kasus periode tahun 2024. Penyakit menular DBD menyebar di 142 desa, 16 kelurahan di 11 Kecamatan BS.
BACA JUGA:ATURAN LEMAH! Ternak Tak Dikandangkan, Ini Dampak Buruknya Bagi Masyarakat
BACA JUGA:Ketahuan Maling TBS Kades, 2 Pelaku Diserahkan ke Polsek
Dengan jumlah masyarakat yang terjangkit hingga ratusan orang tersebut. Sehingga, menjadikan Kabupaten BS salah satu daerah berbahaya DBD.
"Total 101 orang, 2 orang meninggal dunia, 1 orang di Kecamatan Pino Masat dan 1 orang di Kelurahan Ibul," sebut Isman.
Dari 101 kasus DBD itu, catatan Dinkes KabupatenBS kasus terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pino Raya. Sebab, di kecamatan tersebut setidaknya ada 31 kasus.
"Dari awal sudah kita ingatkan, bahkan Surat Edaran Bupati sudah disebarkan. Fogging dan sebagiannya. Tapi kuncinya kebersihan itulah," tegas Isman.
BACA JUGA:Longsor, Rumah PNS di Pancur Negara Terancam Ambrol, Begini Pesan Kapolsek
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Tuntas Safari Ramadan di Semaku, Simak Jadwal Safari Selanjutnya
Kabid mengajak, agar masyarakat tetap rutin melakukan gerakan menguras, menutup dan mengubur atau 3M. Dengan demikian, sarang nyamuk benar-benar habis.