KAUR TENGAH - Saat kondisi buah mulai tua dan siap dipanen dalam kurun waktu dua pekan kedepan. Sejumlah petani padi hamparan sawah Desa Tanjung Pandan Kecamatan Kaur Tengah, dibikin kewalahan menghadapi serangan burung pipit. Hama yang memangsa butir padi ini terpantau mengganas satu pekan lalu.
Kasri Yanto (37) warga Desa Tanjung Pandan mengungkapkan, lantaran tak semua petani padi bisa melakukan penanaman benih. Karena terbatasnya sumber pengairan sebagai dampak musim kemarau. Menjadikan hama burung pipit hanya berkumpul di beberapa titik saja. Inilah yang membuatnya petani kewalahan mengatasi serangan burung pipi. Ditambah pengusiran hama yang masih dilakukan secara tradisional.
"Hanya beberapa petani saja yang bertanam padi. Dari 45 pemilik sawah, hanya 25 yang bisa melakukan penanaman padi. Rekan yang tak melakukan penanaman padi lantaran tak mendapat sumber pengairan yang cukup sebagai dampak musim kemarau," ujar Kasri Yanto, Kamis (16/11).
Terpisah, Burlian (40) juga warga setempat mengungkapkan, penanganan hama yang masih menggunakan metode tradisional. Menggunakan orang-orangan sawah dan lonceng. Membuatnya harus bekerja ekstra agar tanaman padi selamat dari hama burung pipit. Diharap ke depannya ada bantuan alat penanganan hama tersebut dari Dinas Pertanian Kabupaten Kaur.
"Karena masih pakai cara tradisional. Pengawasan dan penanganan harus dilakukan secara kontinyu. Lengah sedikit saja tanaman padi sudah diserang hama burung pipit. Harapan kami kedepannya diberikan bantuan perangkap hama ini oleh dinas terkait," harap Burlian. (yie)