Asal Mula Danau Tes Terbentuk Saat Si Pahit Lidah Buka Persawahan, Kisahnya Jadi Inspirasi

Rabu 10 Jan 2024 - 20:06 WIB
Reporter : Hery Kurniawan
Editor : Dedi Julizar

“Pulanglah, Lidah Pahit! Anakmu meninggal dunia. Kepalanya pecah terbentur di batu saat ia terjatuh dari atas pohon,” jelas seorang utusan lainnya. 

“Ah, saya tidak percaya. Tidak mungkin anakku mati,” jawab Si Lidah Pahit dengan penuh keyakinan. 

Ini terus terjadi hingga beberapa kali. Hingga akhirnya ketua adat lah yang langsung menemui Si Pahit Lidah.

BACA JUGA:TNI Peduli, Simak Giat Koramil Kaur Tengah

“Wahai Si Lidah Pahit! Percayalah kepada kami! Anakmu benar-benar telah meninggal dunia,” kata ketua adat kepada Si Lidah Pahit. 

Oleh karena sangat menghormati ketua adat dan pemuka adat lainnya, Si Lidah Pahit pun percaya kepada mereka. 

“Baiklah! Karena Tuan-Tuan terhormat yang datang menyampaikan berita ini, maka saya sekarang percaya kalau anak saya telah meninggal dunia,” kata Si Lidah Pahit dengan suara pelan. 

“Kalau begitu, berhentilah bekerja dan kembalilah ke kampung melihat anakmu!” ujar ketua adat. 

“Iya, Tuan! Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya yang tinggal beberapa cangkul ini,” jawab Si Lidah Pahit.

Mendengar jawaban itu, ketua adat beserta rombongannya berpamitan untuk kembali ke Dusun Kutei Donok. Setelah rombongan itu pergi, Si Lidah Pahit baru menyadari akan ucapannya tadi. 

Dalam hati, ia yakin betul bahwa anaknya yang sebenarnya tidak meninggal kemudian menjadi meninggal akibat ucapannya sendiri. Maka dengan ucapan saktinya itu, anaknya pun benar-benar telah meninggal dunia. 

Namun, apa hendak dibuat, nasi sudah menjadi bubur. Ucapan Si Lidah Pahit tersebut tidak dapat ditarik kembali. Dengan perasaan kesal, ia pun melampiaskan kemarahannya pada tanah garapannya. Berkali-kali ia menghentakkan cangkulnya ke tanah, lalu membuang tanah cangkulannya ke Sungai Air Ketahun. 

Setelah itu, ia pun bergegas kembali ke Dusun Kutei Donok hendak melihat anaknya yang telah meninggal dunia. Sesampainya di rumah, ia mendapati anaknya benar-benar sudah tidak bernyawa lagi. 

Konon, tanah-tanah yang dibuang Si Lidah Pahit itu membendung aliran Sungai Air Ketahun dan akhirnya membentuk Danau Tes.

Meski sebuah menjadi sebuah legenda dalam cerita rakyat setempat. Ada beberapa pesan moral yang bisa kita petik dari kisahnya. Salah satu keburukan Sifat mudah percaya pada omongan orang-orang yang berpangkat atau penguasa, “ karena tidak selamanya ucapan seorang penguasa selalu benar”. 

Semoga kisah ini menginspiraSi pembaca Radar Kaur.

Tags :
Kategori :

Terkait