KORANRADARKAUR.ID – Ada beberapa masjid sudah berusia tua di Indonesia bahkan ratusan tahun seperti Masjid Shiratal Mustaqiem bangunan menggunakan kayu ulin.
Masjid tertua tetap berdiri kokoh berbahan bangunan menggunakan kayu ulin berada di Jalan Pangeran Bendahara Kelurahan Masjid Kecamatan Samarinda seberang kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim).
Masjid ini juga sebagai tempat persinggahan para musafir lataran berada di tepi jalan lintas ramai penduduk serta mudah dijangkau dengan bahan bangunan menggunakan kayu ulin yang terlihat menawan.
Berusia ratusan tahun tapi tetap berdiri kokoh dan menarik perhatian ini tak ada perubahan bentuk bangunan sejak didirikan ratusan tahun silam dan hingga kini tetap ramai jamaahnya.
Masjid Shiratal Mustaqiem yang usianya ratusan tahun belum pernah mengalami perubahan dari segi bentuk bangunan dan juga arsitekturnya tetap dipertahankan.
Masjid ini termasuk cagar budaya yang ada di Kota Samarinda, dibangun pada tahun 1881 oleh Said Abdurrahman Bin Assegab atau dijuluki Pangeran Bendahara masa pemerintahan Sultan Haji Muhammad Sulaiman merupakan Raja Kute.
BACA JUGA:Langganan Musafir, Masjid An-Nahda Bojonegoro Tingkatkan Perekonomian Warga
BACA JUGA:Tuha Indrapuri Masjid Persinggahan Musafir di Provinsi Aceh, Awalnya Sebuah Candi
Dikutip dari laman Channel You Tube Telogo Tirto, Masjid Shiratal Mustaqiem pembangunannya memakan waktu hingga 10 tahun lamanya berbahan menggunakan kayu ulin.
Bangunan yang menarik perhatian dan begitu unik menggunakan bahan kayu ulin ini menjadi pilihan sebagai tempat persinggahan para musafir dan banyak warga dari berbagai daerah berdatangan salat di masjid ini.
Masjid berdiri kokoh hingga kini selesai dibangun pada tanggal 27 rajab 1311 Hijriah atau 1891 masehi dan diresmikan oleh Sultan Kute waktu itu Haji Muhammad Sulaiman sekaligus didaulat menjadi imam salat pertama kalinya masjid.
Bangunan ini dengan luas sekitar 625 meter persegi dengan bahan menggunakan kayu ulin terbukti lebih kuat hingga sekarang ini sudah berusia ratusan tahun.
Masjid ini merupakan perkembangan sejarah islam di Kota Samarinda maupun di Kaltim menjadi cagar budaya kebangaan masyarakata sekitar serta tujuan wisata religi yang mengasyikan.
Masjid lokasinya tidak jauh dari kampung wisata kampung ketupat dan juga kampung wisata kampung tenun di Kota Samarinda tepatnya berada di tengah-tengah antara kampung tenun dan juga kampung ketupat yang begitu ramai penduduk.
Masjid Shiratal Mustaqiem dibangun begitu anggun dan mempesona menjadi pusat perhatian hingga kini tetap ramai jamaahnya dan juga para musafir singgah untuk salat dan istirahat sebagai melepas rasa lelah ketika berperjalanan jauh.