Disisi lain, menjelang perayaan Nataru ini, harga TBS di tingkat pabrik juga mengalami penurunan harga dari harga sebelumnya.
Bagaimana tidak, harga TBS umum sebelumnya di PT BSL dibandrol Rp 2.900 per kilogram. Bahkan, beberapa waktu lalu sempat tembus hingga Rp 3 ribuan.
Sedangkan saat ini, harga TBS kembali turun menjadi Rp 2.830 per kilogram. Termasuk harga brondol segar juga turun menjadi Rp 2.980 per kilogram.
BACA JUGA:Harga Meroket, Pencurian TBS Malam Hari
"Ya, untuk harga mulai tanggal 21 Desember 2024 lalu turun jadi Rp 2.830 per kilogram, dan brondol segar turun jadi Rp 2.980 per kilogram," ungkap Idius.
Menurut Idius, penurunan harga TBS ini disebabkan karena harga jual Crude Palm Oil (CPO), atau minyak kelapa sawit mentah secara global memang turun.
Sehingga dengan demikian, harga pembelian TBS dari petani di tingkat pabrik jelas akan ikut turun.
Sebab, naik turunnya harga sawit tetap tergantung harga CPO.
BACA JUGA:Baru Dua Pekan Naik hingga Rp 3 Ribu Lebih, Kini Harga TBS Sawit di Bengkulu Selatan Turun
"Memang harga CPO global turun sejak beberapa waktu terakhir. Makanya, harga TBS juga ikut turun," beber Idius.
Dirinya berharap, setelah perayaan Nataru nantinya, harga TBS di tingkat pabrik dan tingkat petani kembali normal seperti sebelumnya.
Bahkan, Idius yakin ke depannya harga TBS akan kembali naik hingga Rp 4 ribuan per kilogram. Oleh karena itu, petani harus tetap semangat mengelola kebunnya.
"Kami tentu berharap di tahun 2025 harga TBS kembali normal, dan saya yakin bisa tembus Rp 3 ribuan lagi per kilogram," demikian Idius.