Siapa yang Tidak Kenal Suku Bugis? Berikut 3 Tradisi Bugis yang Terkenal

Jumat 30 Aug 2024 - 09:07 WIB
Reporter : Etika Larasati
Editor : Daspan Haryadi

KORANRADARKAUR.ID - Suku Bugis adalah salah satu kelompok masyarakat yang tinggal di Pulau Sulawesi yang masuk dalam kategori Deutero Melayu. Bugis berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis.

Saat ini orang Suku Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah ini menjadi peralihan antara Bugis dengan Makassar.

Beberapa di antaranya adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan, sementara daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.

Pada daerah-daerah tersebut, masyarakat Suku Bugis masih menjaga adat dan budaya termasuk tradisinya. Misalkan tradisi mappalette bola, mappadendang dan mattojang.

Mengutip dari kompas.com, berikut adalah beberapa tradisi yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat Suku Bugis.

1.Mappalette Bola

Mappalette Bola dikenal juga sebagai tradisi pindah rumah, yaitu prosesi pemindahan rumah adat Suku Bugis. 

BACA JUGA:3 Bakal Paslon Rifa’i-Yevri, Elva-Rizal dan Reskan-Faizal Mendaftar ke KPU BS

BACA JUGA:Demi Konten Facebook Pro, 3 Oknum Guru ASN Nekat Marahi Murid Terancam Dipecat

Tradisi Mappalette Bola dilakukan dengan mengangkat bangunan rumah yang dilakukan oleh puluhan hingga ratusan warga. 

Kegiatan ini akan dipimpin oleh tetua adat yang akan memimpin doa, membaca mantra, serta memberikan aba-aba dalam proses pemindahan rumah. 

Tradisi ini memiliki makna gotong royong di mana para lelaki akan bekerja sama mengangkat bangunan rumah dan para wanita akan bersama-sama menyiapkan berbagai makanan untuk prosesi ini.

2. Mappadendang

Mappadendang dikenal juga sebagai pesta tani, ini merupakan sebuah tradisi Bugis dalam mengucap syukur kepada tuhan atas keberhasilan dalam memanen padi. 

Tradisi Mappadendang identik dengan tradisi menumbuk gabah di dalam lesung yang memiliki nilai magis. Hal ini dilakukan sebagai cara pensucian gabah yang masih terikat dengan batangnya dan terhubung dengan tanah menjadi ase (beras) yang nantinya akan menyatu dengan manusia. 

Kategori :