NASAL - Harga jengkol di Kabupaten Kaur terus mengalami kenaikan, di Desa Suka Jaya Kecamatan Nasal sendiri. Terpantau tembus di angka Rp 32 ribu per Kilogramnya (Kg).
Harga jengkol ini naik 3 kali lipat dibandingkan awal bulan Juli lalu, hanya Rp 15 -25 ribu per Kg. Kenaikan harga jengkol disebabkan, minimnya stok di tingkat pengepul dan, tingginya permintaan.
Mahmud (54) pengepul Jengkol warga Desa Suka Jaya Kecamatan Nasal mengatakan, minim stok dan tingginya permintaan.
Menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan harga jengkol di Kabupaten Kaur. Harga sekarang ini merupakan harga tertinggi selama 2024.
Normalnya harga jengkol ditingkatkan pengepul Rp 15-25 ribu per Kg. Dia memastikan kedepan harga jengkol bakal terus meningkat.
Karena stok ditingkatkan pengepul masih kurang, ditambah lagi musim jengkol telah selesai.
BACA JUGA:Hanya Bisa Diakses dengan Helikopter! Yuk Intip Kota Terpencil dan Terisolasi di Dunia
"Memang harga jengkol sekarang lagi naik, tapi kapasitas penjualannya dari petani sekarang sedang turun. Karena kenaikan harga jengkol ini tidak berbarangan dengan musim panen jengkol. Paling banyak itu penjualan dari petani 200 Kg dalam satu hari, kadang zonk," ujarnya.
Lanjutnya, berbeda dengan musim panen. Dalam satu hari petani bisa menjual 500 Kg lebih. Bahkan, gudang miliknya sampai over kapasitas.
Dia berharap, harga jengkol kedepannya terus meroket. Dengan begitu para petani jengkol bisa semangat dalam mengurus kebun mereka. Apalagi masa panen kebun jengkol cuma 1 kali setahun.
"Kalau ditanya kami mengambil berapa keuntungan dalam penjualan. Itu saya tidak bisa memberikan informasi karena itu rahasia bisnis, yang jelas tidak merugikan petani dan kami sebagai pengepul," ujarnya.
Terpisah, Juliana (45) petani jengkol warga setempat mengaku, sangat senang atas kenaikan harga jengkol. Karena melalui penjualan jengkol ini mereka bisa menabung dan membeli kebutuhan rumah tangga.
Harapannya harga jengkol bisa terus stabil agar para petani bisa lebih bersemangat. Dalam mengurus kebun jengkol mereka, apalagi mayoritas warga disini hidup dari alam.
"Harapan saya cuma satu, saat musim panen. Tengkulang jangan menurun harga jualnya jengkol. Kalaupun turun jangan sampai dibawah 15 ribu per Kg. Karena tidak balik upah payah kami sebagai petani," sebut dia.*