BENGKULU SELATAN (BS) - Beberapa waktu lalu, dikabarkan Pemkab BS melalui Bupati BS Gusnan Mulyadi, SE, MM berencana akan membangun pabrik sawit full nutrisi.
Meskipun hal tersebut baru sebatas rencana belaka, namun hal itu langsung mendapatkan sorotan dari DPRD BS. Bahkan, dewan justru ingatkan soal dampak lingkungan disebabkan pabrik.
Mengingatkan, dewan beranggapan selama ini keberadaan pabrik sawit yang berdiri di BS terus saja jadi persoalan serius di masyarakat.
BACA JUGA:4.251 ASN di Bengkulu Selatan Sudah Terima Gaji ke-13, Dananya Bikin Irigasi
BACA JUGA:SMKN 3 Kaur dan SMKN 6 Kaur Bagi Rapor, Ini Jadwal Masuk Sekolah
Salah satunya yang paling rentan timbulkan konflik yakni, mengenai dampak pencemaran lingkungan akibat aktivitas pabrik sawit tersebut.
Ketua DPRD Kabupaten BS Barli Halim, SE mengatakan, pabrik kelapa sawit di Kabupaten BS sudah cukup. Sehingga, menurutnya tidak perlu lagi ditambah.
Adapun, pabrik sawit yang telah berdiri di Bumi Sekundang Setungguan BS diantaranya, PT Bengkulu Selatan Lestari (BSL) di Kedurang dan PT Sinar Bengkulu Selatan (SBS) di Pino Raya.
BACA JUGA:Dapat Hibah Tanah, Pemdes Tanjung Agung Mulai Manfaatkan untuk Ini
BACA JUGA:8.199 Warga Bengkulu Terinfeksi TBC, Ini Penjelasan Kepala Dinkes
Sayangnya, selama berdirinya kedua pabrik tersebut sejak puluhan tahun lalu. Namun, nyatakan belum ada manfaatnya bagi pemerintah daerah.
Bahkan, sejak berdirinya kedua pabrik pengelolaan sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) ini. Justru berikan dampak tidak sehat bagi masyarakat di lingkungan masyarakat dan sekitar.
Akan lebih baik, lanjut Barli, jikA Bupati melanjutkan program-program yang telah berjalan saja. Karena, kepemimpinan Gusnan Mulyadi dan Rifa’i Tajuddin akan segera berkahir tahun 2024 ini.
"Jangan terlalu banyak berikan janji ke masyarakat. Akan lebih baik jika teruskan program-program yang telah berjalan saja," cetus Barli.
Ketua melanjutkan, jika tidak ingin menambah penderitaan rakyat. Ketua justru berharap pabrik kelapa sawit di BS tidak tidak bertambah. Apalagi, jika tetap jadi ancaman kesehatan lingkungan.