RADAR KAUR – Saat sangkakala sudah ditiupkan, maka terjadilah kiamat. Seketika bumi dan langit akan bergoncang. Pada saat itu juga semua makhluk akan merasakan ketakutan yang luar biasa.
Kemudian pada tiupan kedua, seluruh yang bernyawa akan mati. Baik itu manusia, jin, bahkan malaikat termasuk malaikat Izrail yang juga akan mati.
Lalu pada tiupan ketiga, Allah SWT akan membangkitkan seluruh makhluk untuk dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang telah diperbuat selama hidup di dunia.
Mengutip dari rbtv.disway.id, ketika manusia dibangkitkan, mereka akan menjadi berkelompok-kelompok dengan berbagai macam rupa dan bentuk sesuai dengan amal ibadah yang diperbuatnya. Hal ini sebagaimana yang termaktub suatu hadis, pada suatu ketika Mu’adz menghadap Rasulullah SAW dan menanyakan tentang makna firman Allah SWT:
“Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,” (QS. An-Naba: 18)
Setelah mendengar pertanyaan tersebut, tiba-tiba Rasulullah menangis tersedu-sedu hingga pakaiannya pun basah karena air matanya. Kemudian Rasulullah berkata.
“Wahai Mu’adz, pertanyaanmu sangat dalam, tentang urusan yang sangat penting. Saat itu, umatku dihimpun menjadi beberapa kelompok”.
Tentu saja sangat mengerikan membayangkan hari akhir tersebut. Namun ternyata, ketika hari yang penuh kekacauan tersebut ada tujuh kelompok manusia yang dilindungi Allah SWT.
Tujuh golongan ini termaktub dalam sejumlah kitab hadits shahih dan turut disebutkan dalam Thaharah al-Qulub wa al-Khudhu' li 'Allam al-Ghuyub karya Syaikh Abdul Aziz ad-Dirini.
Mereka adalah imam atau pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya bergantung ke masjid, dua orang yang saling mencintai dan berpisah karena Allah SWT, laki-laki yang menolak diajak berzina, orang yang sedekah sembunyi-sembunyi dan orang yang berzikir dalam keadaan sepi hingga meneteskan air matanya.
Menurut Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam Kitab At-Tadzkirah, pada hari kiamat kelak. Orang yang berada di bawah naungan Allah SWT (dalam riwayat lain naungan Arsy Allah SWT) tersebut tidak akan merasakan panasnya matahari.
Disebutkan dalam Kitab An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim karya Imam Ibnu Katsir. Posisi matahari pada hari kiamat akan berada di atas kepala manusia dalam jarak yang begitu dekat, yakni sejauh beberapa lengan.
Selain itu, pintu-pintu Jahanam akan dibuka hingga angin dan panasnya berhembus menuju orang-orang yang tidak mendapat naungan Allah SWT.
Sementara itu, menurut riwayat Abu Bakar bin Abi ad-Dunya dari Al-Hasan bin Isa, dari Ibnu al-Mubarak, dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin Amir, dari al-Miqdad bin Aswad, Rasulullah SAW bersabda.
"Pada hari kiamat nanti matahari akan didekatkan kepada manusia hingga menjadi sejauh satu atau dua mil." (HR Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad)