RADAR KAUR- Melansir laman islampos.com, Rabu (29/10). Terkisah tentang Abdullah bin Zaid. Sahabat Rasulullah SAW dari kalangan Anshar Madinah ini memiliki ayah bernama Zaid bin Ashim bin Tsalabah. Sedang ibunya Nusaibah binti Ka’ab, salah seorang yang dekat dengan Rasulullah SAW atau disebut sahabiyah.
Abdullah bin Zaid termasuk dalam 70 orang rombongan Yastrib yang pertama masuk Islam. Mereka melakukan baiat dengan Rasulallah SAW di Aqabah. Sebab itu, kecintaannya pada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW tak bisa diragukan lagi. Seakan-akan jiwa raganya telah digadaikan untuk Yang Maha Kuasa.
Di awal kedatangan kaum Muslimin di Madinah, belum ada satu pun penanda yang digunakan sebagai tanda bahwa waktu salat telah tiba. Orang-orang pada masa itu hanya memperkirakan kapan waktu tibanya shalat kemudian berkumpul bersama untuk melaksanakannya.
Hal ini menimbulkan kegelisahan, hingga para sahabat pun membicarakannya untuk kemudian saling mengemukakan usulnya. Penyalaan api, suara lonceng, tiupan terompet pun sempat diusulkan para sahabat. Namun, Rasulullah SAW dengan tegas menolak hal itu karena itu kerap dilakukan orang-orang kafir.
Kemudian Umar bin Khattab mengusulkan, “Apakah tidak sebaiknya kita mengutus seseorang untuk meyerukan panggilan salat?”. Sementara, usulan Umar bin Khattab dipakai sebagai penanda waktu shalat.
Nabi SAW menyetujui usulan tersebut. Dia lalu memanggil Bilal bin Rabah dan menyuruhnya mengumandangkan seruan untuk salat. Agar diketahui kala itu Bilal belumlah menyerukan panggilan salat sebagaimana yang dikenal sekarang, azan.
Setelah itu, pulanglah para sahabat ke rumahnya masing-masing. Namun, pertemuan tadi masih menjadi ganjalan di hati Abdullah bin Zaid. Ia terus memikirkan kegelisahan Rasulullah SAW. Hingga ketika kembali ke rumahnya lalu tertidur, dalam tidurnya itulah ia mendengarkan azan.
Esok harinya, Abdullah bin Zaid menceritakan mimpinya kepada Rasulullah SAW. Ia juga memberitahukan bahwa Umar bin Khattab pun telah bermimpi yang sama selama 20 hari. Namun Umar tidak menyampaikannya.
Nabi Muhammad SAW pun menanyakan perihal ini kepada Umar bin Khattab, “Apa yang menghalangimu untuk menceritakan mimpimu kepadaku?” tanya Rasulullah SAW.
“Sesungguhnya Abdullah bin Zaid telah mendahuluiku, karenanya aku pun menjadi malu.”
Kemudian Rasulullah SAW meminta Bilal mempelajari bacaan azan dari Abdullah bin Zaid. Setelah itu Bilal pun mengumandangkan adzan seperti yang bisa didengar hingga saat ini.
Itulah sepenggal kisah tentang sahabat Rasulullah SAW yang bernama Abdullah bin Zaid. Semoga kisah ini memberikan inspirasi bagi pembaca setia Radar Kaur. Wassalam.(*/yie)