MUARA SAHUNG - Budidaya jamur tiram di Kabupaten Kaur, cukup menjanjikan. Ini karena belum banyaknya warga yang melakukan usaha tersebut. Sehingga diyakini akan cukup laris ketika hanya dipasarkan di dalam daerah.
Salah satu yang mengembangkan usaha ini, adalah Marlin (37) warga Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung.
Dia bercerita, telah menekuni usaha ini sejak satu bulan terakhir. Dalam modal usaha ini dirinya menghabiskan kisaran Rp 5 juta. Ini untuk biaya pembangunan tempat budidaya, bibit, baglog, media tanam dan kebutuhan lain. Kini dia memiliki dua ribu baglog jamur tiram.
Hingga dikonfirmasi, diakuinya telah dua kali melakukan panen dengan hasil yang berbeda. Panen pertama hasil 10 Kilogram (Kg) sedang panen kedua Rp 15 ribu. Dengan wilayah pemasaran di Kecamatan Muara Sahung. Hasil panen dijual seharga Rp 30 ribu/Kg.
"Alhamdulillah, sudah dua kali panen. Karena pertumbuhan jamur tidak serentak. Karenanya hasil panen berbeda. Sejauh ini hanya dipasarkan di Kecamatan Muara Sahung. Untuk lama masa pane bisa mencapai hingga tiga bulan ketika kondisi normal. Panen setiap tiga hari sekali," ungkap Marlin, Selasa (28/11).
Terpisah, Camat Muara Sahung Ahmad Gusran, S.Sos mengatakan, melakukan inovasi usaha merupakan solusi sulitnya lapangan pekerjaan seperti sekarang.
Diharapnya, masyarakat setempat dapat berpikir kreatif dalam menemukan peluang usaha terbarukan. Dengan begitu, diyakini dapat memperkecil angka pengangguran di kecamatan setempat.
"Sekarang lapangan kerja sulit. Salah satu langkah penyelesaian adalah menciptakan sendiri lapangan pekerjaan itu. Kerenanya dituntut kreatif dan inovatif," pungkasnya. (yie)