Ary memberikan kesimpulan dari konflik Papua Barat bila dikaji menggunakan standar Hukum HAM Internasional lebih baik untuk tidak berpisah dari Indonesia. Karena berbagai faktor yang mendukung.
"Masyarakat Papua Barat jika berpisah dari Indonesia ada kemungkinan menjadi negara yang rentan. Karena harus membangun dari nol tetapi mereka tidak memiliki kemampuan ekonomi yang memadai," tuturnya.
Melalui tesis ini, Ary mendapat gelar lulusan terbaik dengan IPK 5,00 dari 5,00. Sebagai informasi, Ary menyatakan berbeda dengan di Indonesia IPK di kampusnya memiliki skala 5,00. Kini Ary telah kembali ke Indonesia tepatnya Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk rencana ke depannya, Ary mengaku akan menyelesaikan kontrak sebagai asisten peneliti di Instytut Studiow Politycznych Polskiej Akademii Nauk.
Selain itu, ia sedang menyiapkan berbagai dokumen untuk melanjutkan studi S3, termasuk persiapan untuk mendaftar beasiswa di studi
lanjutannya itu. Selain Flinders University ada juga pilihan lainnya yakni University of Melbourne untuk jurusan Ilmu Politik dan University of New South Wales untuk jurusan Hubungan Internasional.
"Sempat ada ketidakpercayaan diri bahwa aku akan bisa dapet skor perfect. Alhamdulillah kemarin 5,00 out of 5,00," ujarnya.(*/fps)