BINTUHAN – Bisnis barang bekas atau rongsokan di Kabupaten Kaur masih menunjukkan potensi yang menjanjikan.
Diera perkembangan zaman yang serba cepat ini, peluang usaha dengan risiko rendah ini masih relevan, terutama jika dijalankan dengan serius.
Salah satu pelaku usaha yang menggeluti bisnis ini adalah Alfiah (34), warga Desa Tanjung Besar, Kecamatan Kaur Selatan.
Wanita kelahiran 1990-an ini, memilih untuk menjalani usaha dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang dapat didaur ulang.
BACA JUGA:Suzuki Carry Minivan 2025 Yang Mirip Alphard, Mobil Sempurna untuk Keluarga hingga Bisnis
Menurutnya, ada beberapa jenis barang bekas yang memiliki harga jual ekonomis, seperti kardus yang dihargai Rp 1.000 per kilogram, balam (keranjang plastik) Rp 1.000 per kilogram, besi padat Rp 3.000 per kilogram, besi kropos (kaleng) Rp 1.500 per kilogram, aluminium Rp 13.000 per kilogram, aki Rp 10.000 per kilogram, botol kaca Rp 200 perak per buah, seng Rp 1.000 per kilogram, dan tembaga yang dihargai Rp 80.000 per kilogram.
Setiap hari, Alfiah mampu mengumpulkan barang bekas sebanyak 50 kilogram hingga satu kuintal dengan jenis rongsokan yang bervariasi. Rongsokan tersebut dikirim ke Provinsi Lampung satu hingga dua kali setiap bulannya.
Keberhasilan usaha Alfiah menunjukkan bahwa bisnis barang bekas, meskipun sederhana, dapat mendatangkan keuntungan jika dikelola dengan baik.
BACA JUGA:Sanggup Angkat Beban 1 Ton, Ini Bidang Bisnis Yang Cocok dengan Suzuki Carry CL 2025
"Untuk bisnis barang rongsokan memang masih relevan. Namun memang ada penurunan dari tahun 3 lalu. Dulu dalam satu hari barang bekas yang masuk dalam digudang kami rata-rata diatas 1 kuintal, kalau sekarang kadang hanya 50 Kg kadang juga lebih," ujarnya.
Alfiah mengaku, penurunan pendapatan barang bekas berpengaruh dengan omset mereka. Walaupun demikian, dirinya mengaku penghasilannya dalam satu bulan diatas Upah Minimum Regional (UMR) Sumatera.
"Alhamdulillah walaupun ada penurunan, untuk omzet per bulan kami cukup untuk makan, diatas UMR Sumatera," terangnya.
Sementara, Hendri (45) warga Tanjung Besar yang juga merupakan pelaku bisnis barang rongsokan menjelaskan, bahwa dirinya baru melakoni bisnis rongsokan 2 tahun belakangan ini.
BACA JUGA:Cocok Untuk Kendaraan Pribadi dan Bisnis, Ini Keunggulan Suzuki Carry Minivan 2025
Sebelumnya dirinya berprofesi sebagai penjual buah-buahan, kemudian melihat peluang usaha rongsokan ini cukup menjanjikan.