Anak Muda Kini Cenderung Menikah Terlambat, Angka Perceraian Lebih Rendah

Senin 10 Feb 2025 - 19:51 WIB
Reporter : Rega Jusa
Editor : Daspan Haryadi

BINTUHAN - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaur 2024, anak muda dari keluarga kaya dan sederhana di Kabupaten Kaur cenderung menikah lebih terlambat dibandingkan dengan anak muda dari keluarga miskin.

Menariknya, angka perceraian di keluarga miskin cenderung lebih rendah dibandingkan dengan keluarga kaya dan sederhana.

Data karakteristik dan status perkawinan  dengan rentang usia 15-49 tahun 2024 menyebutkan, sekitar 70,22 persen anak muda dari keluarga miskin atau kelompok pengeluaran 40 persen terbawah sudah menikah. 

Sementara itu, di kelompok keluarga sederhana atau kelompok pengeluaran 40 persen tengah sekitar 65,51 persen sudah menikah, dan keluarga kaya atau kelompok pengeluaran 20 persen teratas sekitar 67,64 persen sudah menikah.

Terkait perceraian, angka perceraian hidup dan mati di kelompok keluarga miskin hanya 0,65 persen. Sebaliknya, di keluarga sederhana tercatat 2,18 persen, dan di keluarga kaya sekitar 1,87 persen.

BACA JUGA:Bingung dalam Mengatur Keuangan Setelah Menikah? Yuk Simak Caranya di Sini

BACA JUGA:Sebelum Menikah, Catin Diharuskan Mengikuti Bimwin, Cek Keunggulannya

Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun anak muda dari keluarga kaya dan sederhana lebih cenderung menikah lebih lambat, angka perceraian di kelompok tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga miskin.

"Kalau berdasarkan data 2024, angka pernikahan cenderung lebih banyak dilakukan oleh kelompok pengeluaran 40 persen terendah. Namun dari angka perceraian hidup dan mati kelompok pengeluaran 40 persen lebij sedikit dibandingkan dari kelompok 40 persen tengah dan 20 persen teratas," kata Kepala BPS Kaur Rudi Setiawan S.ST.

Di sisi lain, angka belum kawin juga menunjukkan perbedaan. Dari kelompok pengeluaran 40 persen terendah, sekitar 29,13 persen anak muda belum menikah.

Sementara itu, di kelompok pengeluaran 40 persen tengah tercatat sekitar 32,31 persen, dan di kelompok pengeluaran 20 persen teratas sekitar 30,49 persen belum menikah.

Ini mencerminkan perbedaan pola hidup sosial di antara kelompok ekonomi di Kabupaten Kaur, dengan pernikahan yang lebih cepat terjadi pada keluarga miskin, namun angka perceraian lebih rendah dibandingkan dengan keluarga kaya dan sederhana.

"Betul, di angka belum kawin lebih sedikit dari keluarga miskin, karena kelompok 40 persen terendah lebih hanyak menikah ketimbang kelompok kaya dan sederhana," terangnya.*

Kategori :