Kebutuhan sekunder harus dikurangi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Itulah gunanya bijak terhadap masalah uang, jangan sampai anda merasa terbebani dan tidak bahagia karena kebutuhan tak terpenuhi.
2. Rentan berselisih paham perihal kesamaan persepsi masalah uang
Berselisih pendapat dalam rumah tangga sangatlah wajar. Namun, bukan berarti kamu harus berselisih karena berbeda persepsi masalah keuangan. Sebelum menikah harus benar-benar disepakati apakah istri juga boleh bekerja, lalu pendapatannya dihabiskan untuk apa, berapa besar bantuan istri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan sebagainya.
Masih banyak hal lain yang jika dirunut akan panjang, tapi tentu bisa disepakati secara garis besar. Dengan demikian, di kemudian hari, ini tidak perlu menjadi masalah. kamu juga harus mempertimbangkan untuk berinvestasi.
BACA JUGA:Literasi Finansial Penting untuk Perempuan, Kira-kira Apa Alasannya? Intip di Sini Yuk!
Sebab, dengan memutuskan untuk berinvestasi, beban finansial di masa depan akan lebih ringan. Pilih yang kalian sepakati, misalnya menabung reksadana, emas atau pun saham.
3. Munculnya rasa stres karena sulit memenuhi ekspektasi masing-masing
Stres tentu saja akan muncul karena kamu dan pasangan punya ekspektasi masing-masing. Misalnya, sebagai suami, dia berharap bahwa uang bulanan yang diberikan pada istrinya sudah cukup.
Tapi, dia tak peduli jika ada kebutuhan dapur yang harganya selalu naik. Di satu sisi, istrinya bingung bagaimana cara menutupi kekurangan tersebut.
Apalagi jika istrinya tidak bekerja dan hanya mengandalkan suaminya. Maka suami akan sangat stres jika terus menerus diminta uang untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. sebagai istri juga stres, karena harus memutar otak membagi uang yang sedikit terhadap kebutuhan yang banyak.