RADAR KAUR - Presiden pertama Indonesia, Soekarno kelahiran 6 Juni 1901, disebut memiliki 57 ton emas yang disimpan di luar negeri, yakni Bank Swiss. Konon, seluruh emas tersebut dipinjam oleh Presiden Amerika Serikat (AS), John F. Kennedy pada 1963 untuk pembangunan AS.
Namun, mengutip dari cnbcindonesia.com, hingga saat ini, keberadaan emas ini tidak pernah terungkap. Meskipun cerita-cerita seperti ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, belum ada bukti yang kuat untuk mendukung klaim tersebut.
Beberapa orang bahkan berupaya mencari harta tersebut dengan berbagai cara, termasuk menggunakan jasa dukun, namun upaya ini belum membuahkan hasil.
Jika merujuk pada data sejarah, Soekarno tidak memiliki harta sebanyak yang diklaim oleh cerita tersebut. Justru, fakta sejarah menunjukkan Soekarno hidup dalam kesulitan selama menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Dalam wawancara dengan jurnalis AS, Cindy Adams, Soekarno mengaku gajinya selama jadi presiden hanya US$220 atau setara dengan Rp 3,4 juta dengan acuan asumsi kurs hari ini, yakni Rp 15.466/US$. Selain itu, Soekarno mengaku bahwa ia tidak memiliki rumah dan tanah.
Maka dari itu, wajar jika proklamator itu hidup dari istana ke istana yang dimiliki oleh negara. Bahkan, Soekarno mengaku pernah dibelikan piyama oleh duta besar saat kunjungan ke luar negeri karena ia menggunakan baju tidur yang sudah robek.
Soekarno mengaku ia pernah hampir diberi gedung secara patungan oleh rakyat. Namun, ia menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan.
Putra pertama Soekarno, Guntur Soekarnoputra, membenarkan pernyataan ayahnya itu. Dalam kolom opini di Media Indonesia yang diterbitkan pada 26 September 2020, Guntur menyebut kantong Soekarno "selalu tipis" bahkan sejak sebelum jadi presiden.
Ia juga menyebut tak heran kalau ayahnya kerap meminjam uang kepada sahabatnya sejak zaman pergerakan, salah satunya Agoes Moesin Dasaad.
"Sebagai presiden, Bung Karno adalah presiden yang paling miskin di dunia ini. Ia tidak punya tanah, tidak punya rumah, apalagi logam-logam mulia seperti yang digembar-gemborkan orang selama ini," kata Guntur.
Sejarawan Indonesia, Ong Hok Ham, juga membantah rumor harta segunung Soekarno. Melalui tulisan Kuasa dan Negara (1983), Ong membantah cerita itu dan mengungkapkan fakta sejarah yang sesungguhnya.
Salah satu cerita yang disanggah adalah Soekarno yang mewarisi kekayaan kerajaan Mataram Islam.
Ong mengatakan, tidak mungkin ada seseorang mewarisi harta dari kerajaan kuno, apalagi mewariskan batangan emas. Masalahnya, harta kerajaan kuno tidak sebesar yang dibayangkan. Apalagi, saat itu Mataram Islam disebut masih punya utang kepada Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
Ong juga menyebut, kalau kisah harta Soekarno sebenarnya bisa dipatahkan dengan argumen sederhana jika punya emas, seharusnya Soekarno tidak melarat hingga akhir hayatnya. (*/tik)