Nyaris Amblas! Masyarakat Seginim Cemas Akses Transportasi Lumpuh, Berikut Tuntutan Mereka
Masyarakat Seginim cemas dan mendesak pemerintah agar segera turun tangan sebelum terjadi kerusakan jalan menjadi lumpuh total. Sumber foto : ROHIDI/RKa--
BENGKULU SELATAN (BS) - Akses lalu lintas di Desa Durian Seginim Kecamatan Seginim saat ini berada dalam kondisi yang semakin membahayakan.
Jalan lintas yang menjadi jalur utama masyarakat tersebut nyaris amblas setelah bagian pinggir badan jalan terkikis arus sungai yang mengalir tepat di sisi bawahnya.
Keadaan ini membuat masyarakat Seginim cemas dan mendesak pemerintah agar segera turun tangan sebelum terjadi kerusakan total.
Dari hasil pantauan di lapangan, terlihat jelas bahwa struktur pinggir jalan telah mengalami keretakan hebat. Beberapa titik bahkan menunjukkan tanda-tanda longsoran dengan bagian bawah aspal yang menganga lebar, memperlihatkan tanah yang sudah tergerus arus sungai. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa badan jalan tidak lagi memiliki penopang yang kuat, sehingga sewaktu-waktu dapat runtuh apabila tidak segera diperbaiki.
Kedekatan posisi jalan dengan tebing sungai menjadi faktor utama yang memperburuk situasi. Ditambah lagi intensitas hujan yang meningkat dalam beberapa minggu terakhir, aliran sungai semakin deras, mempercepat proses penggerusan tanah di bawah badan jalan. Warga setempat menyebut kondisi ini sudah berada dalam level darurat karena risiko amblas total bisa terjadi tanpa tanda-tanda sebelumnya.
Nampak sebuah lubang besar yang menganga tepat di bawah aspal. Dari permukaan, mungkin tidak terlihat seberapa parah kerusakannya, namun bagian bawah yang tergerus memperlihatkan bahwa lapisan penahan jalan nyaris hilang. Para pengendara yang melintas setiap hari, terutama saat malam hari, berada dalam risiko besar karena potensi badan jalan runtuh secara tiba-tiba.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, pemerintah desa dan warga setempat mengambil langkah darurat dengan memasang rambu sederhana. Mereka menggunakan patok kayu, kain bekas, hingga baju lama sebagai tanda peringatan agar pengguna jalan memperlambat laju kendaraan saat melintas di area tersebut. Meski sederhana, langkah ini menjadi satu-satunya bentuk peringatan karena belum ada penanganan teknis dari pemerintah di tingkat atas.
Kades Durian Seginim Mirzan Paruzi mengatakan, kerusakan jalan semakin parah dalam beberapa minggu terakhir. Menurutnya, hujan yang turun hampir setiap hari membuat tebing sungai kian rapuh dan mempercepat erosi di bawah badan jalan.
“Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan sudah kami laporkan. Kami dari Pemerintah Desa hanya bisa melakukan pemasangan rambu darurat agar tidak terjadi kecelakaan,” ujar Mirzan.
Mirzan menegaskan, jalan tersebut merupakan aset milik Pemerintah Provinsi Bengkulu. Karena itu, pihaknya sangat berharap agar Pemprov segera turun melakukan pengecekan teknis serta penanganan darurat sebelum kerusakan semakin meluas. Ia mengatakan bahwa akses masyarakat bisa benar-benar lumpuh apabila jalan ini putus total.
“Kami mendesak Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk segera melakukan tindakan. Jangan sampai menunggu korban jiwa dulu baru ditangani,” tegasnya.
Warga setempat juga menyampaikan harapan agar pemerintah segera membangun pengaman tebing, seperti bronjong atau konstruksi penahan badan jalan lainnya. Hal ini dinilai mendesak untuk menghentikan longsoran lanjutan dan mencegah seluruh badan jalan runtuh terbawa arus sungai.
Jika tidak dilakukan penanganan cepat, dampaknya tidak hanya pada kelancaran transportasi masyarakat, tetapi juga pada keselamatan pengendara lintas kecamatan. Jalan ini merupakan jalur vital yang menghubungkan sejumlah desa dan menjadi akses utama masyarakat menuju pusat Kecamatan Seginim dan wilayah sekitarnya.
Kondisi di Durian Seginim juga menjadi pengingat bahwa pemeliharaan rutin dan pemantauan daerah rawan longsor sangat penting, terutama pada kawasan yang berdekatan dengan aliran sungai. Pemerintah Desa bersama masyarakat kini hanya bisa menunggu respon cepat dari Pemprov, sebelum kerusakan yang terjadi berubah menjadi bencana yang tidak diinginkan.