Baca Koran radarkaur Online - Radar Kaur

Derita Warga Cinto Mandi, Bertaruh Nyawa di Jalan Rusak Puluhan Tahun

Kondisi ruas jalan sepanjang lebih dari delapan kilometer derita warga Cinto Mandi itu berada dalam keadaan rusak parah dan jauh dari kata aman. Sumber foto : ROHIDI/RKa--

BENGKULU SELATAN (BS) - Harapan untuk menikmati akses jalan yang layak terus menjadi mimpi panjang bagi masyarakat Desa Cinto Mandi Kecamatan Pino Raya Kabupaten BS.

Selama puluhan tahun, penduduk desa yang terletak di kawasan pedalaman ini harus menerima kenyataan bahwa jalan menuju permukiman mereka tidak pernah tersentuh pembangunan secara optimal.

Hingga kini, kondisi ruas jalan sepanjang lebih dari delapan kilometer derita warga Cinto Mandi itu berada dalam keadaan rusak parah dan jauh dari kata aman.

Setiap hari, warga mesti bertaruh keselamatan hanya untuk keluar masuk desa, saat hujan turun, lintasan tanah merah yang menjadi satu-satunya akses menuju desa berubah menjadi jalur ekstrem yang sangat sulit dilalui, baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

BACA JUGA:Posyandu Perkuat Pemantauan Kesehatan Balita dan Bumil, Pemdes Berikan PMT

Tidak jarang kendaraan terperosok di lumpur atau tergelincir di jalan licin.

Situasi inilah yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Cinto Mandi.

Ahmad Zainal (45) salah satu warga, menceritakan mereka sudah sangat lama menunggu campur tangan pemerintah daerah.

Menurutnya, harapan masyarakat sejak bertahun-tahun lalu adalah pemerintah kabupaten dan para anggota legislatif dari BS memberikan perhatian lebih terhadap desa mereka.

BACA JUGA:Erwin Muchsin Tancap Gas Benahi Wajah Kota Manna Sejak Hari Pertama Menjabat, Misi 100 Persen Bersih

Namun, penantian itu tak kunjung berakhir.

Ahmad mengungkapkan bahwa sudah delapan tahun terakhir tidak ada anggaran pembangunan signifikan yang diarahkan untuk peningkatan jalan penghubung antara Cinto Mandi dengan Desa Telaga Dalam maupun Kembang Seri.

“Kami tidak meminta muluk-muluk. Kalau bisa tahap awal pengerasan saja dulu, itu sudah membuat kami sangat bersyukur. Yang penting kendaraan tidak terus-menerus terjebak lumpur,” ungkap Ahmad dengan nada kecewa.

Kesulitan warga bukan hanya soal mobilitas, tetapi juga menyangkut kelangsungan hidup mereka. Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan