Baca Koran radarkaur Online - Radar Kaur

Ratu Samban Pejuang Asal Bengkulu Utara Layak Jadi Pahlawan Nasional, Cek Kiprahnya di Sini!

Ratu Samban pejuang asal Bengkulu Utara belum sempat diusulkan jadi Pahlawan Nasional. Sumber foto: koranradarkaur.id--

KORANRADARKAUR.ID - Pemerintah Provinsi Bengkulu didorong untuk lebih serius menelusuri dan mengumpulkan jejak sejarah tokoh-tokoh daerah yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Langkah ini penting sebagai dasar untuk mengusulkan mereka sebagai Pahlawan Nasional, sekaligus mengangkat kembali peran Bengkulu dalam sejarah bangsa.

Salah satunya yang terkenal sosok tokoh dari Bengkulu Utara, Ratu Samban. Pejuang yang namanya hingga kini masih hidup dalam ingatan masyarakat Bengkulu Utara.

Meski kerap terpinggirkan dari narasi nasional, Bengkulu memiliki warisan sejarah yang kuat. Nyata pentingnya posisi strategis Bengkulu adalah dipilihnya kota ini sebagai jajahan Inggris.

BACA JUGA:Dua Sosok Perempuan MuhammadiyahMenjadi Pahlawan Nasional, Simak Perannya di Sini Yuk!

Sehingga dibangunnya Benteng Marlborough, benteng terkuat dan terbesar di Asia Tenggara hingga saat ini. T

api lebih dari sekadar jejak penjajahan, di Bengkulu juga melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang keberaniannya tidak kalah dari pahlawan di daerah lain

Seperti yang disebutkan sosok Ratu Samban yang memiliki nama asli Mardjati berasal dari Desa Bintunan Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara.

Nama Ratu Samban sendiri berasal dari bahasa Rejang yang merupakan suku asli di wilayah Bengkulu. 

Ratu Samban sendiri bukan berarti pemimpin kerajaan, tetapi merupakan sebutan kehormatan yang dilekatkan oleh masyarakat perantau kepada orang tangguh yang disegani karena keberanian dan kepemimpinannya.

BACA JUGA:Sosok Ruhana Kuddus Pahlawan Nasional Perempuan dari Kalangan Jurnalis

Sebagai sosok yang memperjuangkan kepentingan rakyat, Ratu Samban dikenal membaur dan hidup bersama rakyat biasa.

Menjadikan dirinya sulit dibedakan dari warga lain. Strategi inilah yang membuat penjajah Belanda kesulitan memburunya.

Puncak perlawanan Ratu Samban terhadap kolonial terjadi pada tahun 1873, ketika dua pejabat kolonial Belanda H. Van Amstel dan E.E.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan