MIRIS! Walaupun Sudah Sembuh, ODGJ di BS Sering Dikucilkan, Dinas Sosial : Faktor Kambuh Lagi
Walaupun sudah sembuh, ODGJ di BS sering dikucilkan-Sumber Foto: ROHIDI/RKa-
BENGKULU SELATAN (BS) - Perlakuan masyarakat terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten BS sungguh miris sekali.
Bagaimana tidak, walaupun sudah sembuh, ODGJ di BS sering dikucilkan. Bahkan, tidak jarang keluarga kandung ODGJ tersebut tidak mau lagi menerimanya walaupun pihak dokter telah menyatakan sembuh total.
Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan Radar Kaur (RKa), kasus ODGJ di BS akhir-akhir ini memang terbilang sangat tinggi.
BACA JUGA:WOW! Bengkulu Selatan Darurat ODGJ, Ratusan Warga Dirawat di Rumah Sakit Jiwa, Terbanyak se-Provinsi
BACA JUGA:Hingga Maret 2025, ODGJ Bengkulu Selata Tembus 480 Jiwa, Dinkes Rutin Lakukan Pemeriksaan
Bahkan, tercatat paling banyak di Provinsi Bengkulu ketimbang kabupaten dan kota yang lain. Hal ini tentu harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak yang ada.
Menyikapi hal itu, Kadis Sosial BS Efredy Gunawan, S.STP, M.Si meminta, agar ODGJ yang sudah sembuh harus diterima oleh keluarga dan lingkungan sekitar, jangan dikucilkan.
Mengingat, ODGJ yang sudah sembuh namun dikucilkan di masyarakat menjadi faktor utama penyakitnya kambuh kembali. Oleh karena itu, masyarakat harus paham dan mengerti dengan keadaan yang terjadi tersebut.
BACA JUGA:Waduh! Kenapa ODGJ Datang Silih Beganti ke Kecamatan Nasal? Ini Tanggapan Kades!
BACA JUGA:Setahun, Dinsos Catat ODGJ di Bengkulu Selatan Tembus 200 Jiwa, Samcodin Jadi Faktor Utama
Imbauan itu disampaikan Dinas Sosial Kabupaten BS karena selama ini banyak ditemukan ODGJ dikucilkan oleh pihak keluarga.
Mereka tidak diterima lagi dilingkungan keluarga dengan segudang alasan. Padahal, berdasarkan keterangan dari rumah sakit, pasien yang bersangkutan sudah sembuh dan sudah bisa pulang ke rumahnya.
"Ya, memang kami sering temui pihak keluarga tidak mau menerima anggota keluarga yang ODGJ. Contoh yang pernah terjadi, ada pasien ODGJ yang dirawat di rumah sakit jiwa, kondisinya sudah membaik. Tapi saat diserahkan lagi ke keluarganya, pihaknya keluarga terkesan menolak dengan berbagai alasan. Tentu hal itu sangat disayangkan," sesal Kadis.
Efredy menjelaskan, seharusnya, pihak keluarga memberi perhatian yang lebih kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.