80.480 Koperasi Desa Merah Putih Terbentuk, Namun Berpontensi Konflik, Ini Penyebabnya
80.480 Koperasi Desa Merah Putih terbentuk berpotensi konflik-Sumber foto: Koranradarkaur.id-
KORANRADARKAUR.ID - Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang telah terbentuk mencapai 80.480 lembaga, namun hal ini berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
Kerentanan ini terutama berkaitan dengan penunjukan struktur organisasi pengurus Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.
Muhammad Zakiul Fikri, peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), meragukan kualifikasi dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang akan mengisi posisi pengelola Kopdes Merah Putih di setiap desa.
Ia berpendapat bahwa penunjukan pengurus Kopdes Merah Putih sering kali tidak didasarkan pada kemampuan dan kapasitas individu.
BACA JUGA:Koperasi Desa Merah Putih Sleman Diakui Salah Satu yang Terbaik di Indonesia
BACA JUGA:Koperasi Merah Putih Bangun Perekonomian Masyarakat dari Bawah, Begini Syarat Jadi Anggotanya
"Itu menunjukkan bahwa banyak pengurus Kopdes Merah Putih ditunjuk dari kalangan relasi kuasa elite desa, baik itu saudara atau teman kepala desa, maupun sekretaris desa," ungkap Fikri
Lebih lanjut, penunjukan pengurus yang tidak mempertimbangkan kemampuan dan kapasitas, tetapi lebih pada relasi kuasa, menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan.
Pasalnya, setiap Kopdes akan mengelola dana yang cukup besar, sekitar Rp 3 miliar, yang merupakan pinjaman dari himpunan bank milik negara (Himbara) dan harus dicicil dari dana desa.
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Intervensi untuk Koperasi Desa Merah Putih Jika Terjadi Gagal Bayar
Keraguan Fikri terhadap kapasitas SDM pengelola koperasi desa tidak terlepas dari proses pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang dilakukan secara terburu-buru dan tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Akibatnya, penunjukan struktur pengurus tidak lagi berdasarkan meritokrasi.
Ia melanjutkan, dalam pembentukan Kopdes Merah Putih juga terlihat dari narasi yang ditemukan oleh Celios dalam studi mereka.