Mandeknya Pelabuhan Pulau Baai Lumpuhkan Industri

Perwakilan dari PT Kaltim Global, Broto Soseno, Kamis 15 Mei 2025.-Sumber Foto: koranradarkaur.id-

BENGKULU - Mandeknya alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu berdampak besar terhadap kelumpuhan ekonomi serta aktivitas masyarakat, industri pertambangan dan perkebunan.

Tak hanya masyarakat Enggano yang tidak bisa menjual hasil bumi, industri pertambangan batu bara juga mengeluhkan kerugian yang dialami akibat pendangkalan alur Pulau Baai tersebut.

Disampaikan oleh Broto Soseno, perwakilan dari PT Kaltim Global, perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batubara di Bengkulu Utara mengatakan pendangkalan alur pelayaran dan lambannya proses pengerukan membuat perdagangan industri pertambangan menjadi lumpuh. 

“Tertutupnya alur membuat konektivitas menjadi lumpuh karena tidak bisa jualan, dan yang paling terdampak adalah industri pertambangan batubara,” kata Broto Soseno pada Kamis, 15 Mei 2025.

BACA JUGA:Pulau Baai Jadi Masalah Nasional, Taruhannya Martabat Daerah

BACA JUGA:Pelabuhan Pulau Baai Mandek, Warga Enggano Terisolasi dan Rugi Miliaran Rupiah

Lebih lanjut,  Broto Soseno menyampaikan akibat kondisi tersebut, ribuan ton hasil tambang tidak dapat diangkut dan kini menumpuk di pelabuhan. Hal ini juga menyebabkan perusahaan merumahkan karyawan, bahkan hingga mengalami kesulitan untuk membayar gaji. 

“Hingga kini ribuan karyawan kami belum bisa digaji. Dalam tiga bulan terakhir kami tidak bisa memberangkatkan kapal untuk menjual hasil tambang,” tambahnya.

Broto Soseno juga mengkonfirmasi bahwa pihak Pelindo menjanjikan pengerukan alur pelabuhan rampung pada Agustus mendatang, namun kondisi saat ini sudah sangat memprihatinkan. 

“Satu bulan saja kami sudah rugi sekitar Rp2 miliar. Perputaran uang di pelabuhan menjadi macet total,” terangnya.

PT Kaltim Global bersama para pengusaha tambang lainnya mendesak agar Pelindo pusat, Dirjen Perhubungan Laut, dan Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Gubernur Helmi Hasan tidak berhenti memperjuangkan percepatan normalisasi alur Pelabuhan Pulau Baai. 

“Kami berharap kolam alur pelabuhan Pulau Baai ini dapat segera terbuka agar perekonomian Bengkulu bisa hidup dan bergeliat kembali. Ini salah satu jalur perdagangan dengan biaya rendah yang sangat dibutuhkan oleh Provinsi Bengkulu,” ujar Broto.

Selain meminta percepatan pengerukan, Broto Soseno juga mengusulkan agar pemerintah memaksimalkan pelabuhan-pelabuhan lain di Provinsi Bengkulu sebagai alternatif, terutama untuk kepentingan pengangkutan hasil tambang. 

“Kami minta pelabuhan khusus pertambangan di Bengkulu Utara itu dimaksimalkan. Ini penting agar tidak hanya bergantung pada satu pelabuhan saja,” katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan