Baca Koran radarkaur Online - Radar Kaur

Mantan Pawang Gajah Telusuri Jejak Harimau Sumatera di Pondok Pusaka

Pengelolaan Data BKSDA Resort Manna, Pos Wayhawang Tohirman Yanto mengatakan penelurusan jejak yang diduga milik harimau Sumatera di kawasan perkebunan Pondok Pusaka Kecamatan Kaur Selatan terus berlanjut, Selasa 24 Juni 2025. Sumber foto: REGA/RKa--

BINTUHAN – Penelusuran terhadap temuan jejak yang diduga milik harimau Sumatera di kawasan perkebunan Pondok Pusaka Kecamatan Kaur Selatan terus berlanjut.

Operasi dan penyisiran intensif terus dilakukan oleh BKSDA Resort Manna Pos Wayhawang, guna memperoleh bukti dan data yang lebih akurat.

Selama kegiatan penyisiran yang telah dilakukan dalam beberapa hari terakhir, Tim BKSDA baru berhasil mengumpulkan beberapa bukti awal.

Bukti-bukti tersebut antara lain jejak kaki satwa liar yang mencurigakan, kotoran satwa, serta sebuah baju bekas milik warga yang ditemukan dalam kondisi robek, diduga akibat cakaran hewan buas.

BACA JUGA:BKSDA Bengkulu Lakukan Patroli Jalur Harimau Sumatera di Wilayah Nasal

Meski begitu, hingga kini bukti visual berupa gambar atau rekaman yang menunjukkan keberadaan harimau secara langsung masih dalam tahap pencarian.

Pengelolaan Data BKSDA Resort Manna Pos Wayhawang Tohirman Yanto menjelaskan, dari hasil pemeriksaan awal pihaknya belum bisa memastikan secara pasti bahwa jejak tersebut merupakan milik harimau Sumatera.

Hal itu dikarenakan ukuran jejak yang ditemukan tergolong kecil, sehingga belum cukup kuat dijadikan dasar penetapan jenis satwa secara ilmiah.

“Sudah ada beberapa bukti yang kami kumpulkan di lapangan, namun kami belum bisa menyatakan dengan pasti bahwa itu jejak harimau sumatera. Jejaknya masih kecil, jadi kemungkinan lain tetap terbuka,” jelas Tohirman.

BACA JUGA:Populasi Harimau Sumatera di Kaur Masih Banyak dan Aktif Menjelajah

Tohirman yang juga merupakan mantan pawang gajah menambahkan, ada dua kemungkinan jenis satwa yang meninggalkan jejak tersebut.

Pertama, harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrae), dan kedua, harimau dahan (Neofelis diardi), yang keduanya memang diketahui masih hidup di beberapa wilayah hutan Bengkulu, termasuk di Kabupaten Kaur.

Hingga saat ini, operasi pengumpulan data masih terus dilakukan di sekitar lokasi temuan. Pemasangan kamera jebak (camera trap) juga sedang diupayakan untuk memperoleh bukti visual yang lebih kuat.

Untuk pemasangan camera trap pihaknya akan berkoordinasi dengan BKSDA Bengkulu dan mitra kerja lainnya. Ini agar hasil yang diperoleh benar-benar valid dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan