Pejabat Istana Belum Pernah Melihat Gajah, Ini yang dilakukan Abu Nawas! Simak Kisah Seru nan Lucunya di Sini!

Reporter: Riska Ayu Kurniati |

Editor: |

Selasa , 22 Apr 2025 - 10:18

Kisah Abu Nawas. Sumber foto: koranradarkaur.id--

Setibanya di kandang gajah, Abu Nawas memadamkan lampu, menjadikan suasana sangat gelap. Mereka tidak bisa melihat apa pun. Seorang pejabat menyentuh belalai gajah dan berasumsi bahwa makhluk itu mirip sebatang pipa.

Pejabat yang kedua menyentuh telinganya dan menyimpulkan bahwa itu adalah kipas. Pejabat ketiga memegang kakinya dan berkesimpulan bahwa gajah mirip pilar.

Akhirnya, pejabat keempat menyentuh punggungnya dan yakin bahwa gajah adalah semacam singgasana. Abu Nawas kemudian mengajak para pejabat itu kembali menemui Baginda Raja.

"Coba ceritakan seperti apa gajah itu kepada Baginda," pinta Abu Nawas.

Tidak ada satu pun yang bisa menggambarkan gajah dengan akurat. Karena hanya menyentuh sebagian dari makhluk itu, setiap orang hanya mengacu pada apa yang mereka ketahui.

"Begitulah, Baginda Raja," ujar Abu Nawas sambil tersenyum.

"Mereka tidak mengenal gajah dengan benar karena berada dalam kegelapan dan terburu-buru menarik kesimpulan." Baginda Raja mengangguk-angguk.

"Ternyata memang diperlukan waktu dan pikiran yang jernih, tanpa rasa iri, untuk mengenal dirimu," kata Baginda dengan puas.

Acara ngopi sore pun berakhir dengan senyum kepuasan di wajah Baginda Raja. "Abu Nawas benar-benar cerdas," ucap Baginda dengan penuh kekaguman, dan Abu Nawas meninggalkan istana.

pejabat istana belum pernah melihat gajah, ini yang dilakukan abu nawas! simak kisah seru nan lucunya di sini!                            koranradarkaur.id – kisah abu nawas tak hentinya membuat tertawa, salah satunya adalah kisah abu nawas dan para pejabat istana yang belum pernah melihat gajah. intip kisahnya di sini yuk!
abu nawas dikenal sebagai sosok yang mampu menyeimbangkan humor dan kecerdasan, sehingga ia sering kali terlibat dalam perdebatan dan diskusi yang menarik dengan para pejabat istana. 
dalam banyak kisah, ia memanfaatkan kecerdikannya untuk menantang kekuasaan dan memberikan perspektif baru yang sering kali diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya.
salah satu aspek paling menarik dari karakter abu nawas adalah kemampuannya untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. 
ia tidak hanya cerdas dalam hal pengetahuan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk memahami psikologi orang lain. 
baca juga:pakai cara cerdas, abu nawas lolos dari hukuman dimasak jadi bubur! 
hal ini membuatnya mampu berkomunikasi dengan berbagai kalangan, mulai dari rakyat biasa hingga kalangan istana. 
pendekatan yang ia gunakan sering kali mencerminkan kombinasi antara humor dan kritikan tajam, yang membuat pesan-pesannya lebih mudah diterima dan dipahami.
dikutip dari muslim.okezone.com, pada suatu sore abu nawas duduk santai bersama baginda raja harun al rasyid di sudut istana. dari jauh, beberapa menteri mengamati mereka dengan rasa iri.
"sungguh aneh abu nawas bisa duduk santai dengan baginda raja," komentar salah seorang menteri kepada rekannya. 
sementara itu, baginda raja dan abu nawas terlihat akrab, mengobrol dengan penuh tawa. "abu, mengapa para pejabat istana tidak menyukaimu?" tanya baginda sambil menyeruput kopi.
abu nawas hanya tersenyum. "mungkin mereka belum mengenal saya dengan baik," jawabnya merendah. "belum mengenal seperti apa?"
baca juga:hanya dengan sebatang tongkat, abu nawas bisa kalahkan pencuri lihai! intip ceritanya 
"mereka hanya tahu sedikit, dan mungkin hanya sisi buruknya," ujar abu nawas sambil meneguk kopi.
baginda raja tidak memahami pernyataan abu nawas. sebab, informasi tentang abu nawas sudah disampaikan kepada para pejabat istana, dan riwayat hidupnya pun mudah diakses. apa lagi yang perlu mereka ketahui?
"saya dengar baginda membawa gajah dari negeri lain?" tanya abu nawas, berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"hei abu, jangan alihkan pembicaraan!" sergah baginda raja.
"tidak, yang mulia, saya tidak sedang mengalihkan apa pun," jawab abu nawas dengan cepat.
"ini ada hubungan dengan pertanyaan baginda," jelasnya.
"apa maksudmu?"
"apakah semua pejabat istana sudah pernah melihat gajah?" tanya abu nawas.
baca juga:aneh banget! berkonsultasi dengan burung saat ditawari jabatan menteri, tingkah abu nawas diluar nalar!
baginda raja berpikir sejenak. "sepertinya belum. belum semua," jawabnya.
"bisakah baginda raja memanggil beberapa yang belum pernah melihat gajah seumur hidupnya?" baginda pun memanggil empat pejabat istana, termasuk seorang menteri. 
"apakah kalian pernah melihat gajah?" tanya baginda.
"belum, baginda raja," jawab mereka serentak.
baginda raja lalu menatap abu nawas. "bolehkah mereka melihat gajah itu, baginda?" tanya abu nawas.
baginda raja mengangguk setuju. para pejabat itu bersama abu nawas berjalan ke kandang gajah dengan panduan seorang petugas. gajah tersebut berada tidak jauh dari istana.
baca juga:bikin ngakak! abu nawas lebih rela dipenjara daripada dengar syair putra raja!
setibanya di kandang gajah, abu nawas memadamkan lampu, menjadikan suasana sangat gelap. mereka tidak bisa melihat apa pun. seorang pejabat menyentuh belalai gajah dan berasumsi bahwa makhluk itu mirip sebatang pipa.
pejabat yang kedua menyentuh telinganya dan menyimpulkan bahwa itu adalah kipas. pejabat ketiga memegang kakinya dan berkesimpulan bahwa gajah mirip pilar. 
akhirnya, pejabat keempat menyentuh punggungnya dan yakin bahwa gajah adalah semacam singgasana. abu nawas kemudian mengajak para pejabat itu kembali menemui baginda raja. 
"coba ceritakan seperti apa gajah itu kepada baginda," pinta abu nawas.
baca juga:bikin pusing! sanggupi ambil mahkota di surga, ini syarat yang diajukan abu nawas ke raja!
tidak ada satu pun yang bisa menggambarkan gajah dengan akurat. karena hanya menyentuh sebagian dari makhluk itu, setiap orang hanya mengacu pada apa yang mereka ketahui.
"begitulah, baginda raja," ujar abu nawas sambil tersenyum.
"mereka tidak mengenal gajah dengan benar karena berada dalam kegelapan dan terburu-buru menarik kesimpulan." baginda raja mengangguk-angguk. 
"ternyata memang diperlukan waktu dan pikiran yang jernih, tanpa rasa iri, untuk mengenal dirimu," kata baginda dengan puas.
acara ngopi sore pun berakhir dengan senyum kepuasan di wajah baginda raja. "abu nawas benar-benar cerdas," ucap baginda dengan penuh kekaguman, dan abu nawas meninggalkan istana.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Kaur, Minggu, 7 Desember 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan