BENGKULU SELATAN (BS) - Setelah sekian lama dibiarkan rusak dan tidak berfungsi lagi. Di bawah kepemimpinan Bupati BS H. Rifai Tajuddin, S.Sos dan Wabup Yevri Sudianto (Rifai-Yevri), saluran irigasi di Desa Ganjuh Kecamatan Pino, dan Desa Sukarami Kecamatan Air Nipis akhirnya resmi diperbaiki. Bahkan, perbaikan irigasi Ganjuh dan Sukarami ini akan direalisasikan pada akhir tahun 2025 ini.
Kadis PUPR BS Ir. H. Teddy Setiawan, ST, MM, M.Si saat dikonfirmasi wartawan Radar Kaur (RKa) di ruangan kerjanya pada, Senin 8 September 2025 membenarkan hal tersebut. Teddy memastikan jika pembangunan saluran irigasi di Desa Ganjuh dan Desa Sukarami akan mulai dikerjakan dalam waktu dekat ini. Sehingga, mulai tahun depan lahan persawahan masyarakat bisa difungsikan lagi sebagaimana mestinya.
"Ya benar, ada dua saluran irigasi yang akan diperbaiki tahun 2025 ini yaitu, di Desa Ganjuh Kecamatan Pino dan Desa Sukarami Kecamatan Air Nipis," sampai Teddy.
Kadis menjelaskan, pembangunan saluran irigasi ini bisa dilakukan setelah usaha Bupati BS, Wabup BS dan Dinas PUPR BS, serta OPD terkait lainnya yang menyampaikan langsung usulan ke pemerintah pusat. Alhasil, usulan tersebut diakomodir oleh pusat melalui Kementerian PUPR RI. Bahkan, anggaran untuk pembangunan saluran irigasi tersebut tembus sebesar Rp 2 miliar lebih.
BACA JUGA:Saluran Irigasi Rusak Menahun, Puluhan HaSawah Tak Digarap, Petani Harapkan Perhatian
BACA JUGA:Anggaran Irigasi Hilang, Pemkab Bengkulu Selatan Datangi BWSS VII Bengkulu, Begini Hasilnya
"Untuk total anggaran pembangunan irigasi di dua wilayah tersebut sekitar Rp 2 miliar lebih. Pembangunan akan dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Bengkulu," jelas Kadis.
Teddy menambahkan, pembangunan saluran irigasi ini juga masih masuk dalam tindak lanjut Instruksi Presiden (Inpres) RI Nomor : 2 tahun 2025 tentang Program Prioritas Nasional, Swasembada Pangan di Bidang Pertanian. Memanfaatkan Inspres tersebut, Pemkab BS terus perjuangkan pembangunan saluran irigasi demi kemajuan pertanian.
Seperti diketahui, wejak beberapa waktu terakhir, lahan pertanian dan pasokan air untuk mengaliri lahan persawahan di wilayah Kabupaten BS kian menyempit. Hal tersebut bukan tanpa alasan, yang mana fenomena alih fungsi lahan sawah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit di wilayah Kabupaten BS terus saja terjadi belakangan ini.
Yang paling parah lagi, banyak masyarakat juga mengubah fungsi lahan persawahan menjadi kawasan perumahan. Sehingga, hal ini membuat areal persawahan semakin sedikit. Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin lahan persawahan akan habis di masa mendatang.