Pencuri yang lain kemudian membawa keledai itu pergi, sementara satu pencuri berpura-pura menjadi keledai.
Ia mengikatkan tali keledai itu di lehernya sendiri, dengan harapan Abu Nawas percaya bahwa keledainya telah berubah menjadi manusia.
Setelah selesai shalat, Abu Nawas kembali dan sangat terkejut melihat keledainya sudah berubah menjadi manusia. "Apakah kau keledaiku?" tanya Abu Nawas dengan heran.
"Iya, aku adalah keledaimu. Aku sudah dikutuk menjadi keledai, tapi berkat kebaikanmu, aku kembali menjadi manusia," jawab pencuri yang berpura-pura.
Namun, Abu Nawas tidak langsung percaya karena banyak kejanggalan. "Mana mungkin keledai bisa jadi manusia? Dia pasti berusaha menipuku," pikirnya.
Abu Nawas pun tidak mau kalah. Ia mendapat ide untuk memberi pelajaran kepada pencuri tersebut. "Baiklah, sekarang antarkan aku ke rumah Tuan Hakim. Aku ada janji bertemu dengannya," perintah Abu Nawas.
Ia kemudian naik ke punggung pencuri itu dan menyuruhnya merangkak seperti keledai. Pencuri itu merasa menyesal telah menyamar, seharusnya ia kabur saja.
Kini ia terikat seperti keledai, dan saat Abu Nawas menungganginya, banyak orang yang bertanya tentang keledainya. "Abu Nawas, di mana keledaimu yang penurut?" tanya orang-orang di jalan.
"Dia ini keledaiku. Dia telah menjadi manusia karena kebaikan hatiku," jawab Abu Nawas.
Pencuri itu merasa sangat malu karena menjadi tontonan warga. Perjalanan menuju rumah Tuan Hakim membutuhkan waktu lama, membuat pencuri yang menyamar semakin kelelahan.
Akhirnya, mereka sampai di rumah Tuan Hakim. Melihat pemandangan itu, Tuan Hakim sangat terkejut dan memarahi Abu Nawas. "Hei Abu Nawas, kau kejam sekali! Kau menunggang manusia!" katanya.
Abu Nawas menjelaskan semuanya kepada Tuan Hakim, termasuk tentang pencuri yang berusaha menipunya. "Tuan Hakim, dia adalah pencuri yang ingin menipuku, jadi aku ingin memberinya pelajaran," bisik Abu Nawas.
"Oh, jadi begitu ceritanya. Mari kita masuk ke dalam dulu," ajak Tuan Hakim.
Abu Nawas kemudian mengikat pencuri itu ke sebuah pohon seperti keledai. Di saat yang sama, teman pencuri itu mengikuti untuk menyelamatkannya.
Abu Nawas dan Tuan Hakim berpura-pura berdiskusi sambil mengawasi pencuri yang terikat. Tiba-tiba, teman pencuri itu muncul untuk menolong, tetapi karena kaki pencuri itu terluka parah, ia kesulitan membawanya.
Akhirnya, Tuan Hakim dan Abu Nawas menangkap mereka. "Siapa sebenarnya kalian?" tanya Tuan Hakim.