Soekarno Jadi Target CIA Usai Peristiwa G30S/PKI, Ini Sebabnya

Senin 23 Sep 2024 - 11:19 WIB
Reporter : Rega Jusa
Editor : Dedi Julizar

KORANRADARKAUR.ID - Setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September (G30S) pada tahun 1965, situasi politik Indonesia mengalami perubahan dramatis.

Salah satu pertanyaan yang muncul adalah, apakah Presiden Soekarno jadi target Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat.

Dikutip dari tempo.co berbagai dokumen dan analisis menunjukkan, bahwa CIA memang mempertimbangkan Soekarno sebagai ancaman yang harus diatasi.

Setelah G30S/PKI, sejumlah jenderal Angkatan Darat diculik dan dibunuh.

BACA JUGA:Kisah Mencekam di Balik Kuburan Massal PKI Desa Pencol Magetan

BACA JUGA:Soeharto Tidak Masuk Daftar Penculikan G30S/PKI, Begini Analisis Sejarahnya

Kondisi ini membuat Indonesia berada dalam ketegangan tinggi.

Soeharto yang memimpin operasi militer untuk mengatasi situasi tersebut, menjadi tokoh kunci dalam transisi kekuasaan.

Dalam konteks ini, CIA melihat peluang untuk mendorong penggulingan Soekarno yang dianggap semakin condong ke arah komunis dan berhubungan erat dengan negara-negara sosialis, seperti Uni Soviet dan Cina.

Dokumen deklasifikasi CIA menunjukkan bahwa setelah G30S, mereka melakukan serangkaian analisis tentang situasi di Indonesia dan potensi pengaruh Soekarno.

CIA terlibat dalam operasi yang bertujuan untuk memperkuat militer Indonesia dan mengisolasi Soekarno.

Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa CIA secara eksplisit menginstruksikan untuk membunuh Soekarno.

Tapi banyak laporan menyatakan bahwa mereka mendukung upaya untuk menggulingkannya.

Penting untuk dicatat, CIA juga berperan dalam mendukung Soeharto.

Melalui program bantuan militer dan intelijen, mereka membantu memperkuat posisi Soeharto yang pada akhirnya membawa pada jatuhnya Soekarno pada tahun 1967.

Kategori :